Bisnis.com, Jakarta — Mata uang garuda diprediksi kembali terapresiasi pada Selasa (28/4/2020) seiring dengan berkurangnya penambahan kasus Covid-19 di sejumlah negara utama.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis pada penutupan perdagangan Senin, (27/4/2020). Rupiah mengakhiri pergerakannya di level 15.385 setelah menguat 15 poin dari level 15.400 pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana melihat tekanan yang berkurang di harga minyak, seiring kemungkinan kenaikan komoditas yang menjadi utama Indonesia menjadi pendorong apresiasi rupiah di akhir perdagangan hari ini.
Dia menyebut rupiah berpotensi terapresiasi pada perdagangan esok hari seiring dengan terlewatkan puncak pandemi di New York, AS, dan Italia. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong risk appetite investor global untuk melirik emerging market, khusunya indonesia.
“[Rentang pergerakannya] semoga berada di 15.115 – 15.515,” tukas Fikri.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah kemungkinan masih akan bergejolak dengan kemungkinan menguat dengan sejumlah sentimen eksternal dan internal. Adapun, rupiah diperkirakan akan bergerak pada rentang 15.300—15.480.
Baca Juga
Dari eksternal, kata Ibrahim, pasar menyambut gembira rencana pengenduran sosial distancing di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa, termasuk Jerman dan Italia yang menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak.
Di satu sisi, kekhawatiran mengenai Brexit juga masih membayangi meski Inggris bersikeras tidak akan memperpanjang masa transisi.
Sementara di AS, President Trump tengah mempertimbangkan izin bagi sebagian negara bagian untuk memberhentikan lockdown karena meski belum berkurang tapi persentase penambahan kasus baru di AS cenderung lebih rendah.
Kemudian untuk faktor internal Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan Bank Pembangunan Islam (IsDB) siap memberikan dana darurat untuk mengatasi dampak wabah virus corona berkisar US$200-250 juta.
Dana tersebut akan difokuskan untuk menambah alokasi di bidang kesehatan,bantuan sosial maupun insentif dunia usaha demi mempertahankan daya beli masyarakat.
Selain itu, Bank Indonesia bernafas lega karena karena penguatan mata uang rupiah ditopang penuh oleh data eksternal yang cukup bagus sehingga tidak terlalu besar melakukan intervensi di pasar valas, obligasi maupun SUN di perdagangan DND
“Ini menjadi berkah tersendiri bagi mata uang garuda yang kembali perkasa di akhir –akhir perdagangan awal pekan dan ini membuktikan bahwa fundamental ekonomi dalam negeri cukup bagus,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (27/4/2020).
Nilai tukar rupiah berakhir melemah 60 poin atau 0,39 persen ke level Rp15.445 per dolar AS, saat indeks dolar AS terkoreksi 0,08 persen atau 0,082 poin ke posisi 99,959.
Nilai tukar rupiah melemah 95 poin atau 0,62 persen ke level Rp15.480 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik tipis 0,06 persen atau 0,059 poin ke posisi 100,100.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau 97 poin atau 0,63 persen ke level Rp15.482 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,13 pon atau 0,13 persen ke level 100.171 pada pukul 13.24 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 96 poin atau 0,63 persen ke level Rp15.481 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,101 pon atau 0,1 persen ke level 100.142 pada pukul 11.24 WIB.
Nili tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 45 poin atau 0,29 persen k elevel Rp15.430 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,054 pon atau 0,05 persen ke level 100.095 pada pukul 09.48 WIB.
Pukul 9.12 WIB, mata uang rupiah melemah 0,29 persen atau 45 poin menjadi Rp15.430 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS menguat 0,06 persen ke level 100,16.