Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatannya untuk hari kedua, sedangkan nilai tukar rupiah tergelincir melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Sebelum memperpanjang penguatannya, IHSG bergerak volatil sepanjang sesi perdagangan. Kebimbangan investor disebut menjadi faktor yang mendorong indeks bergerak liar.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (28/4/2020):
Bursa Asia Variatif, IHSG Ditutup Menguat 0,36 Persen
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan penguatan 0,36 persen atau 16,41 poin ke level 4.529,55.
Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang masing-masing naik 4,7 persen dan 11,1 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Secara keseluruhan, bursa Asia bergerak variatif saat beberapa negara di dunia mempertimbangkan untuk membuka kembali aktivitas perekonomian mereka yang selama ini ditutup demi menahan persebaran virus corona.
“Yang sangat penting adalah untuk tidak terlalu nyaman dengan laju pasar ekuitas dalam beberapa pekan terakhir,” ujar George Toubia, chief investment director di Westpac Private Wealth, seperti dikutip dari Bloomberg.
Investor Bimbang, IHSG Bergerak Liar hingga Parkir di Zona Hijau
Investor masih tarik ulur sehingga pola pergerakan indeks membentuk siku keluang alias zig-zag sepanjang perdagangan.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan bahwa saat ini kondisi pasar modal masih bimbang terkait arah pergerakan pasar. Menurutnya, masih terjadi tarik menarik antara bull dan bear dalam merespons berbagai perkembangan terkini.
“Stimulus yang digelontorkan pemerintah menjadi sebuah support bagi saham, tetapi di lain sisi, pelaku pasar masih belum terlalu berani untuk agresif membeli saham atau risky asset dikarenakan laba kuartal II/2020 diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan,” katanya kepada Bisnis.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup terdepresiasi 60 poin atau 0,39 persen ke level Rp15.445 per dolar AS, setelah mampu rebound dan berakhir terapresiasi 15 poin atau 0,10 persen ke level Rp15.385 per dolar AS pada Senin (27/4).
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah kemungkinan masih akan bergejolak. Dari eksternal, pasar menyambut gembira rencana pengenduran sosial distancing di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa, termasuk Jerman dan Italia yang menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak.
Di sisi lain, kekhawatiran mengenai Brexit juga masih membayangi meski Inggris bersikeras tidak akan memperpanjang masa transisi.
Penawaran SUN Tembus Rp44,39 Triliun
Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini menghasilkan total penawaran masuk sebesar Rp44,39 triliun. Adapun, total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan mencapai Rp16,62 triliun atau di bawah target indikatir Rp20 triliun hingga Rp40 triliun.
Lelang pada hari ini menawarkan seri SPN03200729 (new issuance), SPN12210429 (new issuance), FR0081 (reopening), FR0082 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0076 (reopening).
Seri SPN03200729 mendapatkan total penawaran masuk sebesar Rp250 miliar dengan imbal hasil atau yield tertinggi 3,5 persen dan yield terendah 3,5 persen
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau naik tipis 0,80 poin atau 0,05 persen ke level US$1.724,60 per troy ounce pukul 18.25 WIB.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta berkurang Rp4.000 menjadi level Rp935.000 per gram.
Harga pembelian kembali atau buyback emas ikut turun Rp4.000 ke posisi Rp834.000 per gram dari harga sebelumnya.