Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Variatif, IHSG Ditutup Menguat 0,36 Persen

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG berakhir di level 4.529,55 dengan penguatan 0,36 persen atau 16,41 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang rally-nya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (28/4/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG berakhir di level 4.529,55 dengan penguatan 0,36 persen atau 16,41 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (27/4/2020), IHSG mampu rebound dan ditutup di level 4.513,14 dengan kenaikan 0,38 persen atau 17,08 poin.

Sebelum melanjutkan penguatannya, pergerakan indeks sempat tergelincir ke zona merah pada awal perdagangan Selasa. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran level 4.494,47 – 4.532,38.

Sebanyak 7 dari 10 sektor pada IHSG berakhir di wilayah positif, dipimpin industri dasar (+2,99 persen) dan pertanian (+2,51 persen). Tiga sektor lainnya berakhir di zona negatif, dipimpin finansial (-1,53 persen).

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang masing-masing naik 4,7 persen dan 11,1 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG (lihat tabel).

Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, berlanjutnya penguatan IHSG didukung oleh rally bursa saham Amerika Serikat saat beberapa negara bagian di AS merencanakan untuk melonggarkan lockdown.

Pada perdagangan Senin (27/4), indeks S&P 500 ditutup menanjak 1,47 persen ke level 2.878,48, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,51 persen ke posisi 24.133,78, dan indeks Nasdaq Composite berakhir menguat 1,11 persen ke level 8.730,16.

Gubernur New York mengatakan lockdown akan dibuka bertahap setelah badan perlindungan kesehatan CDC AS melaporkan jumlah pasien rawat inap akibat pandemi virus corona (Covid-19) sudah mulai menurun.

Demikian juga Gubernur Ohio mengatakan sektor ritel dan jasa bisa kembali beroperasi mulai 12 Mei mendatang. Dari benua Eropa, Jerman berencana membuka lockdown secara bertahap mulai 11 Mei.

Seiring dengan penguatan IHSG, indeks saham lain di Asia cenderung berakhir antara zona hijau dan merah. Indeks Nikkei 225 Jepang turun tipis 0,06 persen, tetapi indeks Topix Tokyo naik 0,13 persen.

Di China, indeks CSI 300 mampu menguat 0,69 persen meskipun indeks Shanghai Composite turun 0,19 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1,21 persen, Kospi Korea Selatan naik 0,59 persen, dan S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 0,16 persen.

Secara keseluruhan, bursa Asia bergerak variatif saat beberapa negara di dunia mempertimbangkan untuk membuka kembali aktivitas perekonomian mereka yang selama ini ditutup demi menahan persebaran virus corona.

Italia melaporkan level kasus infeksi baru terendah dalam tujuh pekan dan bersiap untuk mulai membuka kembali aktivitas perekonomiannya.

“Yang sangat penting adalah untuk tidak terlalu nyaman dengan laju pasar ekuitas dalam beberapa pekan terakhir,” ujar George Toubia, chief investment director di Westpac Private Wealth.

“Mengingat pasar telah berjalan cukup sedikit dalam beberapa pekan terakhir, ini adalah lingkungan yang jauh lebih selektif,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Pasar selanjutnya dipastikan menunggu rapat kebijakan moneter bank sentral Federal Reserve AS pekan ini. Sementara itu, laporan kinerja keuangan perusahaan akan terus membanjiri sentimen pasar, termasuk oleh Amazon.com Inc., Barclays Plc., dan Samsung Electronics Co.

“Pekan ini akan sangat berpengaruh dari perspektif data makro dan sejauh mana ekonomi global telah terdampak Covid-19,” ujar Simon Ballard, kepala ekonom di First Abu Dhabi Bank.

“Sampai kita benar-benar melewati puncak wabah, dalam skala global, serta dapat menganggap patogen ini akan terbendung dan tidak ada risiko berarti dari gelombang kedua kasus infeksi, kami percaya strategi investasi defensif akan tetap menjadi yang paling sesuai,” lanjutnya.

Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup terdepresiasi 60 poin atau 0,39 persen ke level Rp15.445 per dolar AS, setelah mampu rebound dan berakhir terapresiasi 15 poin atau 0,10 persen ke level Rp15.385 per dolar AS pada Senin (27/4).

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

UNVR

+4,7

BRPT

+11,1

EMTK

+21,2

KLBF

+8,6

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

Penurunan (persen)

BBCA

-2,6

BBRI

-2,6

UNTR

-5,2

POLL

-6,8

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper