Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,36 persen ke level 4.529,55 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (28/4/2020). Investor masih tarik ulur sehingga pola pergerakan indeks membentuk siku keluang alias zig-zag sepanjang perdagangan.
Di awal perdagangan, selama 10 menit, IHSG terjun dari level 4.522 ke level 4.498,62. Berselang 15 menit, kemudian IHSG menguat kembali ke posisi 4.532,40. Namun, kondisi ini juga tak bertahan lama sebelum IHSG turun lagi ke level 4.510,05 pada pukul 09.40 WIB.
Pola naik turun itu terus berulang sepanjang perdagangan hari ini. Pada sesi pertama IHSG terkoreksi ke level 4.506,13. Namun, pola penurunan, berganti menanjak pada sesi kedua. Sempat naik turun lagi, hingga akhirnya parkir di level 4.529,55 pada penutupan perdagangan hari ini, menguat 0,36 persen dari perdagangan sebelumnya.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan bahwa saat ini kondisi pasar modal masih bimbang terkait arah pergerakan pasar. Menurutnya, masih terjadi tarik menarik antara bull dan bear dalam merespons berbagai perkembangan terkini.
“Stimulus yang digelontorkan pemerintah menjadi sebuah support bagi saham, tetapi di lain sisi, pelaku pasar masih belum terlalu berani untuk agresif membeli saham atau risky asset dikarenakan laba kuartal II/2020 diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (28/4/2020).
Di sisi lain, menurutnya, kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah cukup stabil di kisaran Rp15.500 per dolar AS. Hal ini menjadi indikasi bahwa ekonomi mulai stabil.
Baca Juga
Meski begitu, hal itu juga diimbangi dengan sentimen negatif dari data perkembangan infeksi Covid-19 di dunia. Meski beberapa negara telah berhasil memperlambat penyebarannya, namun total penyebaran Covid-19 di dunia sudah mencapai 3 juta orang.
Berbagai faktor itulah yang menurutnya membuat pasar cenderung bergerak zig-zag dan volatile. Pangkalnya adalah belum adanya tanda jelas pada prospek ekonomi.
Meski begitu, terlihat pula pola pergerakan investor yang mulai melakukan pembelian secara bertahap pada saham-saham dengan fundamental mumpuni.
“Market zig zag sepertinya masih akan terjadi sampai ada titik terang pada Covid-19 ini baik terkait vaksin ataupun obat untuk penyakit tersebut,” ujarnya.
Penggerak indeks pada perdagangan hari ini menurutnya adalah saham-saham perkebunan seperti LSIP dan AALI. Keduanya mengalami kenaikan cukup besar, masing-masing 7,66 persen dan 10,66 persen pada perdagangan hari ini. Hal ini lanjutnya disebabkan oleh kenaikan laba AALI pada kuartal I/2020.
Meski begitu, berdasarkan statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), top leader pergerakan IHSG pada hari ini adalah saham UNVR yang menguat 4,7 persen menjadi Rp7.850 per saham, berkontribusi terhadap 11,5 poin kenaikan indeks. Di sisi lain, top laggard pada perdagangan hari ini adalah BBCA yang turun 2,6 persen ke level Rp24.150 per saham.