Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk. (BJBR) langsung amblas saat pembukaan perdagangan Jumat (24/4/2020).
Saham BJBR dibuka melemah 45 poin atau 4,76 persen ke posisi 900. Pada pukul 09.37 WIB, saham BJBR terpantau masih di zona merah dengan penurunan 2,12 persen ke posisi 930.
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis (23/4/2020) telah mengumumkan akan segera memproses permohonan rencana penggabungan Bank BJB dengan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS). Permohonan merger diajukan oleh gubernur Jawa Barat dan gubernur Banten selaku pemegang saham pengendali terakhir masing-masing bank.
Dalam kerangka letter of intent (LoI), Bank BJB dan Bank Banten akan melaksanakan kerja sama bisnis, termasuk dukungan Bank BJB terkait kebutuhan likuiditas Bank Bante ; antara lain dengan menempatkan dana line money market dan/atau pembelian aset yang memenuhi persyaratan tertentu, secara bertahap.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan bagi Bank Banten dengan Bank BJB akan menguntungkan karena akan menolong bisnisnya yang selama ini sudah tertekan. Namun, bagi Bank BJB aksi ini kemungkinan tidak terlalu menguntungkan.
Langkah ini diambil kemungkinan untuk mengantisipasi potensi tekanan bisnis yang lebih besar bagi Bank Banten, terutama di tengah pandemi Covid-19. Sementara itu, bagi Bank BJB, langkah ini diyakini tidak akan terlalu menekan kinerjanya, meski mungkin kurang mengutungkan.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, Bank Banten menderita kerugian dalam dua tahun terakhir. Pada 2019, Bank Banten mencatatkan rugi bersih senilai Rp180,70 miliar. Sementara itu, pada 2018, perseroan rugi bersih senilai Rp131,07 miliar.
Rasio kecukupan modal Bank Banten pada 2019 pun tercatat mengalami penurunan menjadi 9,01 persen. Padahal idealnya rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) 12 persen. Modal inti Bank Banten pun terkikis dari Rp334,07 miliar pada 2018 miliar menjadi Rp154,13 miliar pada 2019.