Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Awal April, Nilai Emisi Efek Hampir Rp25 Triliun

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, jumlah penawaran umum (PU) emisi efek hingga 3 April 2020 mencapai 41 aksi korporasi. Total nilai emisi efek mencapai Rp24,97 triliun.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Gaham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Gaham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai emisi efek per 3 April 2020 mencapai Rp24,97 triliun, yang didominasi penerbitan obligasi senilai Rp19,85 triliun.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, jumlah penawaran umum (PU) emisi efek hingga 3 April 2020 mencapai 41 aksi korporasi. Total nilai emisi efek mencapai Rp24,97 triliun.

Perincinnya, PU initial public offering (IPO) sebanyak 21 emisi dengan nilai Rp2,05 triliun. Selanjutnya, penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue sebanyak 3 emisi dengan nilai Rp3,07 triliun.

Adapun, obligasi berkontribusi paling besar, yakni 17 emisi dengan nilai total Rp19,85 triliun. Perincian penerbitan obligasi Tahap I ialah Rp3,07 triliun, dan PUT tahap selanjutnya sebesar Rp16,77 triliun.

Penerbitan obligasi paling besar dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pada 13 Februari 2020 senilai Rp4,81 triliun, selanjutnya PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) pada 12 – 13 Februari 2020 sejumlah Rp4,46 triliun.

Sementara itu, 3 emiten yang sudah melakukan rights issue pada 2020 ialah PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) senilai Rp1,31 triliun pada 28 Januari 2020.

Selanjutnya, PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) sebesar Rp956,84 miliar pada 27 Februari 2020, dan PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) sejumlah Rp803,33 miliar pada 31 Maret 2020.

Bila dilihat data sementara tersebut, nilai emisi efek masih cukup jauh dari target OJK pada 2020 sebesar Rp200 triliun. Proyeksi itu meningkat dari Rp166,85 triliun tahun lalu.

Hingga Awal April, Nilai Emisi Efek Hampir Rp25 Triliun

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen menyatakan akan menghitung ulang target penghimpunan dana atau emisi di pasar modal setelah semester I/2020.

Menurutnya, beberapa target harus disesuaikan karena perkembangan Covid-19.

“Bayangan setelah kuartal II/2020 akan lakukan peninjauan ulang terhadap target semua. Indeks turun 26 persen, market cap juga sama, jadi performance banyak yang harus dilihat lagi,” paparnya, Minggu (5/4/2020).

Hoesen mengatakan data-data tersebut akan menjadi bahan peninjauan ulang ulang. Hasil dari review menurutnya akan disampaikan setelah semester I/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper