Bisnis.com, JAKARTA — Dua emiten telekomunikasi, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) melansir telah merealisasikan rencana pembelian kembali saham atau buyback.
TLKM menyiapkan dana hingga Rp1,5 triliun untuk membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar dalam rentang waktu 30 Maret 2020 hingga 29 Juni 2020.
Sementara itu EXCL juga menyiapkan dana sebanyak Rp500 miliar untuk buyback dalam rentang waktu 6 April 2020 hingga 6 Juli 2020.
Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih mengatakan pihaknya sudah merealisasikan pembelian kembali saham sejak 6 April 2020. Namun, dia mengaku belum dapat berkomentar mengenai nominal pembelian.
“Iya sudah direalisasikan. Belum bisa kita buka [angkanya],” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (17/4/2020)
Sebelumnya, Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan pihaknya memutuskan untuk buyback karena harga saham EXCL saat ini dinilai tidak mencerminkan fundamental bisnis perseroan.
Baca Juga
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun hingga 7 April 2020, saham EXCL telah turun hingga 27,30 persen. Adapun harga sahamnya pada penutupan pasar hari sebelumnya berada di level Rp2.380.
Saat mengumumkan rencana buyback, saham XL malah merespons dengan pelemahan lebih lanjut ke level 2.280. Begitu pula dua hari setelahnya masih terus terpantau merah hingga mulai membaik di awal pekan ini.
Adapun per akhir perdagangan Jumat (17/4/2020), secara akumulasi kinerja year to date EXCL terpantau sedikit membaik yakni menjadi -23,81 persen dengan posisi saham di level 2.400.
Di lain pihak, Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan pembelian kembali saham TLKM dilakukan secara bertahap terhitung sejak tanggal 30 Maret 2020.
Sama seperti Ayu, Arif juga belum bersedia mengungkap berapa banyak pembelian saham yang telah direalisasikan Telkom. “Untuk realisasinya, mohon maaf tidak dapat kami sampaikan,” demikian ujarnya via pesan singkat, Jumat (17/4/2020)
Telkom sendiri mengumumkan rencana buyback pada 30 Maret 2020. Saat itu saham emiten pelat merah tersebut berada pada level Rp2.920 per saham dan tercatat telah anjlok cukup dalam yakni 26,45 persen sepanjang tahun berjalan.
Berbeda dengan EXCL, saham TLKM terlihat melenggang di zona hijau pada hari pengumuman rencana buyback-nya. Namun, kemudian sahamnya bergerak volatil. TLKM juga kerap jadi sasaran jual investor asing, sepanjang tahun berjalan tercatat net sell hingga Rp 972,88 miliar.
Per akhir perdagangan Jumat (17/4/2020), saham TLKM terpantau berada pada posisi lebih baik yakni di level Rp3.230 per saham. Pun, secara year to date penurunannya kini hanya 18,64 persen alias tak sedalam sebelumnya.
Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan emiten pasti tak akan terburu-buru untuk buyback dan melakukannya secara bertahap. Menurutnya, emiten akan menjaga pergerakan harga saham yang sudah tertekan signifikan.
Dia juga menilai program buyback menjadi sentimen positif bagi kedua emiten, terlihat dari pergerakan harga saham keduanya yang cenderung menunjukkan penguatan.
“Jika dilihat dari the lowest price mereka di tanggal 20 Maret 2020, berarti [naik] sekitar 32 persen bagi TLKM dan 83 persen bagi EXCL,” katanya.