Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terkapar di Level 4.480, Manufaktur Ikut Bertanggung Jawab

Namun IHSG tak sendirian, beberapa indeks saham lain di Asia juga berakhir di zona merah hari ini
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya dan anjlok lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (16/4/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.480,61 dengan koreksi tajam 3,14 persen atau 145,30 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (15/4/2020), IHSG ditutup di 4.625,9 dengan pelemahan 1,71 persen atau 80,59 poin.

Pelemahan indeks tampak mulai berlanjut dengan langsung melorot lebih dari 1 persen ke kisaran level 4.500 pada awal perdagangan Kamis (16/4). Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.463,81-4.625,9.

Seluruh 10 sektor pada IHSG kompak berakhir zona merah, dipimpin barang konsumsi (-3,96 persen), aneka industri (-3,92 persen), manufaktur (-3,58 persen), dan finansial (-3,48 persen).

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 4,5 persen dan 5,4 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, pelemahan IHSG berlanjut seiring dengan meningkatnya kekhawatiran investor selain masih besarnya tekanan terhadap market baik dari sisi data ekonomi maupun movers sectoral.

Pada perdagangan Rabu (15/4/2020), tiga indeks saham utama di bursa Wall Street AS berakhir turun tajam pascarilis serangkaian data ekonomi yang mengecewakan.

Indeks S&P 500 ditutup anjlok 2,20 persen ke level 2.783,36, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 1,86 persen ke posisi 23.504,35, dan indeks Nasdaq Composite melemah 1,44 persen ke level 8.393,18.

Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada Rabu (15/4) menunjukkan nilai penjualan ritel melorot 8,7 persen pada Maret 2020 dari bulan sebelumnya, rekor penurunan terbesar yang tercatat sejak tahun 1992.

Sebuah laporan terpisah pada Rabu (15/4) menunjukkan bahwa output pabrik di AS turun pada Maret, penurunan terbesar sejak tahun 1946.

Data lain menunjukkan manufaktur di Negara Bagian New York dan sentimen di antara kontraktor rumah di AS menyusut. Fakta-fakta tersebut menyoroti dampak parah dari penghentian aktivitas perekonomian yang dirancang untuk membendung penyebaran virus corona (Covid-19).

Dari dalam negeri, rilis data terakhir mencatatkan neraca perdagangan Indonesia per Maret 2020 surplus US$743 juta, lebih rendah dibandingkan posisi Februari 2020 yang tercatat surplus US$2,51 miliar. Selain itu, data penjualan mobil per Maret 2020 juga turun 15 persen year-on-year.

Kurs rupiah pun tak mampu mempertahankan momentum penguatannya dan ditutup melemah 65 poin atau 0,42 persen ke level Rp15.640 per dolar AS hari ini.

Namun IHSG tak sendirian, sejumlah indeks saham di Asia juga berakhir di zona merah, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang (-1,33 persen), Hang Seng Hong Kong (-0,49 persen), indeks Taiex Taiwan (-0,69 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (-0,92 persen).

Di sisi lain, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China mampu melawan tren ini dengan berakhir naik 0,31 persen dan 0,13 persen masing-masing, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan tak berkutik dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pacific turun tajam 1 persen. Meski demikian, indeks Stoxx Europe 600 mampu rebound dan menanjak 1,1 persen. Futures S&P 500 Amerika Serikat pun naik 0,7 persen pukul 9.22 pagi waktu London.

Presiden AS Donald Trump mengatakan data menunjukkan bahwa negara yang dipimpinnya ini telah "melewati puncak" kasus baru Covid-19. Ia berencana untuk mengumumkan pedoman melonggarkan aturan pembatasan sosial pada Kamis (15/4/2020) waktu setempat.

“Kita tidak tahu seperti apa perekonomian pada tahun depan, ada banyak ketidakpastian terkait virus tersebut,” ujar Mark Kiesel, kepala investasi kredit global di Pacific Investment Management Co, dikutip dari Bloomberg.

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

Penurunan (persen)

BBCA

-4,5

BBRI

-5,4

UNVR

-4,7

TLKM

-3,5

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

TPIA

+1,3

DSSA

+7,6

SDRA

+18,1

KREN

+19,4

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper