Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Voksel Electric (VOKS) Bukukan Lonjakan Laba 97 Persen

Laba per saham yang perusahaan dengan kode emiten VOKS tersebut kini sebesar Rp50,11 per saham, dari yang sebelumnya Rp25,38 per saham.
President Director Voksel Electric David Lius (tengah) saat peluncuran produk baru submarine fiber optic cable di Pabrik Cileungsi pada Rabu (20/2/2019).
President Director Voksel Electric David Lius (tengah) saat peluncuran produk baru submarine fiber optic cable di Pabrik Cileungsi pada Rabu (20/2/2019).

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kabel PT Voksel Electric Tbk. membukukan laba tahun tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp208,24 milar.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan perseroan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin 13 April 2020, pencapaian tersebut naik 97,45 persen dibandingkan pendapatan sepanjang 2018 yang sebesar Rp105,46 miliar.

Adapun laba per saham yang perusahaan dengan kode emiten VOKS tersebut kini sebesar Rp50,11 per saham, dari yang sebelumnya Rp25,38 per saham.

Laba perseroan tersebut ditopang oleh berkurangnya beban usaha sepanjang 2019 yang turun 6,26 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya, dari yang semula Rp2,24 triliun menjadi Rp2,10 triliun.

Sementara pos pendapatan VOKS tercatat menyusut tipis 0,55 persen, dari yang semula Rp2,68 triliun menjadi Rp2,66 triliun. Pendapatan ini berasal dari bisnis kabel listrik, kabel telekomunikasi, dan fiber optic.

Pada pos liabilitas, kewajiban perseroan naik dari Rp1,69 triliun per akhir 2018, menjadi Rp1,91 triliun per akhir 2019 atau naik 13,33 persen. Utamanya penambahan liabilitas ini karena perseroan menerbitkan obligasi senilai Rp500 miliar pada 2019 sehingga liabilitas jangka panjang membengkak.

Kemudian pada pos aset, total aset VOKS naik 21,83 persen, dari sebesar Rp2,48 triliun menjadi Rp3,02 triliun. Adapun aset terdiri atas aset lancar Rp2,28 triliun dan aset tidak lancar Rp747,04 triliun.

Adapun sebagai bagian dari aset tersebut, kas setara kas akhir tahun per akhir 2019 naik 188,95 persen dari Rp217,97 miliar menjadi Ro629 miliar, ini disebabkan oleh dana masuk dari penerbitan obligasi yang tercatat di aktivitas pendanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper