Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Klaim Pengangguran Melonjak, Saham Energi Selamatkan Bursa AS

Bursa saham Amerika Serikat mampu perlahan menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/4/2020), setelah bergerak fluktuatif menyusul laporan melonjaknya klaim pengangguran di tengah dampak wabah virus corona (Covid-19),
Suasana di Bursa Amerika Serikat.
Suasana di Bursa Amerika Serikat.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat mampu perlahan menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/4/2020), setelah bergerak fluktuatif menyusul laporan melonjaknya klaim pengangguran di tengah dampak wabah virus corona (Covid-19)

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 naik 0,28 persen atau 6,87 poin ke level 2.477,37 pada pukul 21.02 WIB atau 10.02 pagi waktu New York.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,32 persen ke posisi 21.011,51 dan indeks Nasdaq Composite menanjak 0,34 persen ke level 7.385,60.

Saham energi mendorong penguatan bursa AS setelah China, importir terbesar di dunia untuk minyak, memanfaatkan kemerosotan harga minyak sebesar 60 persen tahun ini untuk menambah cadangan strategisnya.

Sebelumnya, indeks S&P 500 bergerak fluktuatif akibat terdampak laporan klaim pengangguran AS yang meningkat sekitar dua kali lipat.

Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Kamis (2/4/2020), jumlah pengajuan klaim pengangguran mencapai rekor 6,65 juta orang dalam pekan yang berakhir pada 28 Maret.

Ini disebabkan banyaknya toko dan restoran yang terpaksa tutup guna membendung penyebaran virus corona (Covid-19). Sementara itu, jumlah pengajuan klaim pada pekan sebelumnya direvisi naik menjadi 3,31 juta orang.

Indeks saham acuan AS telah merosot sekitar 6 persen sejak perdagangan Selasa (31/3/2020) ketika investor bergulat menilai saham di tengah data perekonomian yang memburuk dengan cepat.

“Butuh waktu untuk melalui implikasi dari penutupan ekonomi yang sedang berlangsung. Pasar akan mengalami volatilitas,” tutur Lauren Goodwin, ekonom dan ahli strategi portofolio multi-aset di New York Life Investments, seperti dilansir dari Bloomberg.

Setelah mengalami kuartal terburuknya sejak 2008, bursa saham global berjuang untuk menentukan arah pergerakannya ketika banyak perusahaan tampak mengambil langkah untuk memangkas dividen.

Di sisi lain, semakin banyak negara bagian di Amerika Serikat memberlakukan pembatasan ketat pada mobilitas masyarakat di tengah pandemi virus corona.

“Berita tambahan tentang virus corona dalam 24 hingga 48 jam terakhir mengecewakan,” ujar John Porter, seorang fund manager di Mellon Investments Corp.

“Ekonomi global telah terpukul, ada sejumlah besar ketidakpastian, dan itu berkontribusi terhadap volatilitas di pasar dan arah penurunan yang telah kita lihat dalam beberapa hari terakhir,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper