Bisnis.com, JAKARTA— Redanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah membuat harga surat utang negara di pasar sekunder terindikasi mengalami kenaikan pada pekan lalu.
Head of Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menjelaskan bahwa imbal hasil surat utang negara (SUN) dalam sepekan kemarin terlihat mengalami penurunan. Hal itu menurutnya mengindikasikan adanya kenaikan harga SUN di pasar sekunder seiring dengan meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
“Dalam sepekan, imbal hasil SUN rata - rata mengalami penurunan sebesar 20 basis poin dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 tahun hingga 10 tahun,” ujarnya dalam riset harian, Senin (30/3/2020).
Pada Senin (30/3/2020, dia menjelaskan bahwa imbal hasil atau yield SUN terlihat bergerak bervariasi. Untuk tentor di bawah 7 tahun, yield cenderung mengalami penurunan.
Adapun, untuk SUN dengan tenor di atas 7 tahun, pergerakan yield cenderung mengalami kenaikan.
“Untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 2 basis poin di level 7,16 persen sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 4 basis poin ke level 7,92 persen,” paparnya.
Baca Juga
Dari data kepemilikan surat berharga negara (SBN) yang dapat diperdagangkan per 26 Maret 2020, investor asing tercatat memiliki Surat Berharga Negara senilai Rp935,82 triliun.
Angka tersebut mengalami penurunan senilai Rp112,34 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir Februari 2020. Saat itu, investor asing masih mencatatkan kepemilikan Rp1.048,16 triliun.
Adapun di sepanjang tahun 2020, investor asing telah mencatatkan penjualan bersih atau net sell SBN senilai Rp126,04 triliun, seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang telah mencapai 14,83 persen pada 2020.
Berikut ini indikasi harga Surat Utang Negara pada perdagangan pagi hari ini dari MNC Sekuritas :
FR70 /104,05
FR77 102,00/
FR81 97,25/98.05
FR82 93,45/94,55
SR11 102,85