Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Rupiah Mereda, Harga SUN Naik di Pasar Sekunder

Head of Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menjelaskan bahwa imbal hasil surat utang negara (SUN) dalam sepekan kemarin terlihat mengalami penurunan. Hal itu menurutnya mengindikasikan adanya kenaikan harga SUN di pasar sekunder seiring dengan meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Karyawan menghitung uang rupiah di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung uang rupiah di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Redanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah membuat harga surat utang negara di pasar sekunder terindikasi mengalami kenaikan pada pekan lalu.

Head of Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menjelaskan bahwa imbal hasil surat utang negara (SUN) dalam sepekan kemarin terlihat mengalami penurunan. Hal itu menurutnya mengindikasikan adanya kenaikan harga SUN di pasar sekunder seiring dengan meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

“Dalam sepekan, imbal hasil SUN rata - rata mengalami penurunan sebesar 20 basis poin dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 tahun hingga 10 tahun,” ujarnya dalam riset harian, Senin (30/3/2020).

Pada Senin (30/3/2020, dia menjelaskan bahwa imbal hasil atau yield SUN terlihat bergerak bervariasi. Untuk tentor di bawah 7 tahun, yield cenderung mengalami penurunan.

Adapun, untuk SUN dengan tenor di atas 7 tahun, pergerakan yield cenderung mengalami kenaikan.

“Untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 2 basis poin di level 7,16 persen sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 4 basis poin ke level 7,92 persen,” paparnya.

Dari data kepemilikan surat berharga negara (SBN) yang dapat diperdagangkan per 26 Maret 2020, investor asing tercatat memiliki Surat Berharga Negara senilai Rp935,82 triliun.

Angka tersebut mengalami penurunan senilai Rp112,34 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir Februari 2020. Saat itu, investor asing masih mencatatkan kepemilikan Rp1.048,16 triliun.

Adapun di sepanjang tahun 2020, investor asing telah mencatatkan penjualan bersih atau net sell SBN senilai Rp126,04 triliun, seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang telah mencapai 14,83 persen pada 2020.

Berikut ini indikasi harga Surat Utang Negara pada perdagangan pagi hari ini dari MNC Sekuritas :
FR70 /104,05
FR77 102,00/
FR81 97,25/98.05
FR82 93,45/94,55
SR11 102,85

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper