Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gagal Lanjutkan Rebound, IHSG Melemah 0,95 Persen pada Akhir Sesi I

Pada jeda siang, IHSG terpantau melemah 0,95 persen atau 38,03 poin ke level 3.951,48, setelah sempat anjlok hingga lavel 3.911,72.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektornik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (17/3/2020). Pada perdagangan Selasa (17/3), IHSG tertekan di zona merah dan sempat mengalami trading halt menjelang akhir perdagangan. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Januari 2016. Bisnis/Abdurachman
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektornik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (17/3/2020). Pada perdagangan Selasa (17/3), IHSG tertekan di zona merah dan sempat mengalami trading halt menjelang akhir perdagangan. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Januari 2016. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalk melemah pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Selasa (24/3/2020), setelah berlfuktuasi sepanjag perdagangan.

Pada jeda siang, IHSG terpantau melemah 0,95 persen atau 38,03 poin ke level 3.951,48, setelah sempat anjlok hingga lavel 3.911,72

Adapun pada perdagangan Senin (23/3), pergerakan IHSG ditutup di level 3.989,52 dengan koreksi tajam 4,90 persen atau 205,43 poin. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG telah bergerak pada kisaran 3.911,72-4.123,56.

Sebanyak 8 dari 9 sektor pada indeks bergerak di wilayah negatif, dengan sektor industri dasar mencatat pelemahan terbesar hingga 3,34 persen. Di sisi lain, sektor tambang menguat 1,86 persen.

Dari 686 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 147 saham di antaranya menguat, 211 saham melemah, dan 121 saham lainnya stagnan.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang mencatat penurunan terbesar pada IHSG pada akhir sesi I dengan pelemahan masing-masing 6,99 persen dan 6,94 persen.

Di sisi lain PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) mencatat penguatan terbesar pada IHSG dengan lonjakan sebesar 20,96 persen, disusul saham PT Indofarma Tbk (INAF) yang melonjak 19,86 persen.

Berbanding terbalik dengan IHSG, bursa saham lainnya di Asia terpantau menguat. Indeks Topix dan Nikkei 225 terpantau masing-masing menguat 1,7 persen dan 5,27 persen. Sementara itu, indeks Shanghai Composite menguat 1,48 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 3,56 persen.

Dilansir Bloomberg, penguatan bursa Asia ini terjadi seiring dengan kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang menawarkan pembiayaan langsung kepada perusahaan yang terdampak wabah virus corona.

Pada kebijakan tersebut, The Fed akan membeli obligasi dalam jumlah yang tidak terbatas untuk menekan biaya pinjaman dan meningkatkan aliran kredit ke perusahaan dan pemerintahan daerah di AS.

Langkah ini membuat biaya untuk mengasuransikan gagal bayar perusahaan mengalami penurunan dan nilai obligasi Exchanged Traded Fund (ETF) yang dapat dibeli oleh The Fed melonjak.

Global Head of Macro di Fidelity International Anna Stupnytska mengatakan, untuk dapat berjalan dengan efektif, upaya yang dilakukan oleh The Fed tidak dapat berjalan sendiri.

"Upaya ini harus didukung dari kebijakan fiskal yang dapat menolong perekonomian AS ditengah tren penurunan ini dan juga nantinya memulihkannya," katanya dikutip dari Bloomberg, Selasa (24/3/2020).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper