Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NAB Reksa Dana Menyusut, Kontribusi Syariah Malah Mengembang

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per 28 Februari 2020, secara industri, dibandingkan dengan akhir Desember tahun lalu total NAB mengalami terus mengalami penyusutan yakni Rp542 triliun pada 2019 menjadi Rp525,27 triliun pada akhir Februari 2020.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA—Kontribusi produk syariah terhadap total dana kelolaan reksa dana tercatat naik, di tengah kian susutnya nilai aktiva bersih (NAB) industri sejak awal tahun.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per 28 Februari 2020, secara industri, dibandingkan dengan akhir Desember tahun lalu total NAB mengalami terus mengalami penyusutan yakni Rp542 triliun pada 2019 menjadi Rp525,27 triliun pada akhir Februari 2020.

Berkebalikan dari itu, jumlah dana kelolaan yang berasal dari produk reksa dana syariah pada periode yang sama tercatat naik, yakni Rp58 triliun dari yang akhir tahun lalu RP53,73 triliun.

Adapun jika dihitung persentasenya, jumlah tersebut merupakan 11,04 persen dari total NAB secara industri per Februari 2020. Sementara hingga akhir 2019, kontribusi NAB produk syariah tercatat hanya mencapai 9,91 persen dari total NAB industri.

Head of Capital Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyatakan secara umum pertumbuhan reksa dana syariah selama beberapa tahun belakangan sangat baik. Bahkan, pada 2019 lalu tumbuh hampir dua kali lipat.

“Pertumbuhan reksa dana syariah sangat signifikan,” tuturnya kepada Bisnis.com beberapa waktu lalu.

Menurut Wawan, basis pertumbuhan tahun lalu sudah terlampau tinggi sehingga tahun ini dia memproyeksikan kontribusi reksa dana syariah dua digit dengan penyokong utama reksa dana berbasis sukuk baik itu proteksi maupun pendapatan tetap.

Sama seperti tahun lalu, jelas Wawan, reksa dana proteksi masih menarik bagi investor, baik dari institusi maupun korporat. Selain itu, reksa dana berjenis pasar uang juga dinilai menjanjikan karena merupakan produk yang dinilai paling aman dan stabil.

PRODUK BARU

Salah satu manajer Investasi yang akan meluncurkan produk baru adalah Avrist Asset Management (Avrist AM). Rencananya mereka akan menerbitkan sejumlah reksa dana termasuk exchange trade fund (ETF).

Direktur Avrist AM Agra Pramudita mengatakan pihaknya akan menerbitkan ETF pendapatan tetap tahun ini menggunakan underlying surat berharga syariah nasional (SBSN).

“Dengan pertimbangan kebutuhan alternatif investasi pendapatan tetap syariah bagi investor institusi dan individual,” ujarnya.

Menurut Agra, kelebihan dari ETF itersebut adalah menggunakan harga real time yang transparan, underlying asset yang likuid dan risiko kredit rendah serta modal awal berinvestasi hanya sekitar Rp100.000.

Direktur Mandiri Manajer Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan pihaknya tak akan banyak merilis produk baru melainkan akan fokus mengembangkan produk yang telah ada dengan polesan baru.

“Meskipun ini produk sudah ada beberapa tahun tapi kami revamp produk reksa dana ini agar sesuai dengan tema disrupsi yang terjadi, sehingga kinerjanya lebih baik,” ujar Alvin.

Adapun sejumlah produk andalan yang disiapkan untuk menopang target mereka tahun salah satunya Reksa Dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) yang berinvestasi pada portofolio Efek Syariah Luar Negeri.

Selain itu, ada pula Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2) yang memiliki memiliki fitur same-day settlement atau ‘T+0’ dan beberapa produk investasi alternatif seperti KIK EBA, DINFRA, dan RDPT.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper