Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah ke level terendahnya sejak September 2015 pada perdagangan hari ini, Kamis (19/3/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 4,68 persen atau 202,82 poin ke level 4.127,85 pada pukul 09.19 WIB. Pada pukul 9.38 WIB, perdagangan di bursa juga terhenti sementara alias trading halt setelah indeks anjlok 5,01 persen.
Indeks melanjutkan pelemahannya di hari keempat berturut-turut. Adapun pada akhir perdagangan Rabu (18/3/2020), IHSG ditutup melemah 2,83 persen atau 126,07 poin ke level 4.330,67.
Total kapitalisasi pasar IHSG pun anjlok menjadi Rp4.828,22 triliun dari posisi Rp5.011 triliun pada akhir perdagangan sebelumnya.
Seluruh 9 sektor pada indeks bergerak di wilayah negatif, dengan sektor industri dasar mencatat pelemahan terbesar hingga 5,84 persen, disusul sektor aneka industri yang melemah 5,55 persen.
Dari 686 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 37 saham di antaranya menguat, 238 saham melemah, dan 411 saham lainnya stagnan.
Baca Juga
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (UNVR) yang masing-masing melemah 6,10 persen dan 6,76 persen menjadi penekan utama IHSG pada perdagangan pagi ini.
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi oleh rencana rilis data suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) hari ini.
BI berpeluang memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DDR) sekitar 25-50 bps dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berakhir hari ini. Hal tersebut untuk merespons kebijakan The Fed pada Minggu (15/3) yang mengambil kebijakan darurat dengan memotong suku bunga acuan sebesar 100 bps ke 0,25 persen dan mengeluarkan program quantitative easing sebesar US$700 Miliar.
IHSG melemah di saat bursa saham lainnya di Asia mayoritas melemah. Indeks Topix menguat 1,83 persen, sedangkan Nikkei 225 melemah 0,16 persen. Sementara itu, indeks Shanghai Composite melemah 0,65 persen.