Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen daging sapi dan olahannya PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF) mengakui depresiasi mata uang rupiah ke level Rp15.000 per dolar AS berdampak negatif pada kinerja perseroan.
Direktur Utama Estika Tata Tiara Yustinus Sadmoko mengatakan dampak negatif tersebut disebabkan oleh estimasi perseroan bahwa mata uang garuda tidak akan melebih batas Rp14.500 per dolar AS.
“Kita sebelumnya estimasi maksimal di Rp14.500 masih aman,” ujar Yustinus kepada Bisnis.com, Rabu (18/3/2020).
Karena itu, perseroan berusaha mensiasati sensitifitas kurs ini dengan melakukan negosiasi ulang harga jual dengan pembeli.
“Kalau kenaikan kurs berlanjut, penyesuaian harga juga harus dilakukan,” sambungnya.
Sebelumnya, perseroan menyatakan 60 persen dari bahan baku utama yakni daging memang diimpor dari beberapa negara termasuk Australia, India, Selandia Baru dan Amerika. Sedangkan sisanya berasal dari pabrikan sendiri.
Baca Juga
Produsen daging sapi dengan jenama Kibif tersebut juga mengakui naik turunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing selalu berdampak pada kinerja keuangan perseroan.
Meski memiliki fasilitas hedging, tetapi sebagian besar transaksi perseroan dilakukan dalam jangka waktu pendek sehingga fasilitas tersebut termasuk jarang direalisasikan. Begitu pun, perseroan masih mempertimbangkan langkah yang harus diambil untuk mengatasi hal tersebut.
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 50 poin atau 0,33 persen ke level Rp15.223 per dolar AS pada akhir perdagangan.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,299 poin atau 0,3 persen ke level 99,874 pada pukul 15.53 WIB.