Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham ASSA & BEEF Tersengat Momentum Iduladha

Momentum Iduladha berpotensi menyengat saham PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) dan PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF).
Momentum Iduladha berpotensi menyengat saham PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) dan PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF). Bisnis/Himawan L Nugraha
Momentum Iduladha berpotensi menyengat saham PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) dan PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten transportasi dan logistik Grup Triputra milik taipan TP Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), dan emiten produk olahan daging sapi, PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF) mendapatkan katalis positif dari momentum Hari Raya Iduladha yang jatuh pada Senin (17/6/2024).

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, tren permintaan daging menjelang Iduladha cenderung meningkat. Hal itu akan mengerek kinerja bisnis rantai pasok beku (cold chain) yang dimiliki ASSA, serta permintaan produk olahan daging dari BEEF.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), ketersediaan daging pada Juni 2024 sebesar 224.000 ton atau naik dibandingkan kebutuhan di bulan sebelumnya sebesar 192.000 ton. Sehingga, kebutuhan pengiriman daging dalam keadaan beku diperkirakan juga akan meningkat dan akan berdampak positif pada lini usaha ASSA dan BEEF.

"Kami melihat kinerja positif pada kuartal I/2024 dengan momentum Lebaran pada BEEF dan ASSA dari lini bisnis daging beku dan pengiriman daging beku. Hal ini juga berpotensi terjadi menjelang Iduladha," ujar Audi kepada Bisnis, dikutip Minggu (16/6/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan ekspansi dari BEEF yang meningkatkan impor daging serta pembukaan dua outlet baru tahun ini, serta dari ASSA fokus pada bisnis cold chain akan menjadi pendongkrak pendapatan emiten tersebut.

"Meski demikian, kami merekomendasikan hold untuk ASSA dengan target harga di level Rp879 per saham," katanya.

Adapun, saham ASSA terkoreksi 3,50% pada Jumat (14/6/2024) ke level Rp690 per saham, dan secara year-to-date (ytd) saham ASSA melemah 12,66%.

Di lain sisi, saham BEEF stagnan di posisi Rp188 per saham, dan secara ytd terkoreksi 24,19%. Namun, dibandingkan setahun yang lalu, saham BEEF justru melesat 154,05%.

Sebelumnya, Corporate Secretary ASSA Jerry Fandy mengatakan, perseroan melihat bisnis cold chain yang masuk pada segmen logistik ini masih memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya. Sebagai pengingat, pada Mei 2023 lalu, ASSA pendanaan untuk startup Coldspace dengan total penggalangan dana mencapai US$3,8 juta.

"Memang beberapa momentum contohnya seperti IdulAdha berpotensi mendorong permintaan secara temporer. Namun, untuk pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, perseroan melihat tren permintaan frozen food itu akan meningkat seiring dengan pertumbuhan GDP perekonomian negara ke depannya," ujar Jerry kepada Bisnis.

Kendati demikian, dia mengatakan bisnis logistik ASSA merupakan layanan yang terintegrasi. Sementara itu, untuk bisnis rantai pasok beku, ASSA melakukan investasi minoritas di perusahaan Coldspace, sehingga bagian tersebut belum dikonsolidasi kepada laporan keuangan ASSA.

Menilik kinerja teranyar, ASSA membukukan laba bersih Rp71 miliar per kuartal I/2024, atau naik 37% secara year-on-year (YoY) dibandingkan kuartal I/2023 yang mencatatkan laba bersih Rp51,83 miliar. Dari sisi pendapatan, ASSA membukukan kenaikan 3,1% secara tahunan menjadi Rp1,18 triliun untuk periode Januari hingga Maret 2024.

Di lain sisi, BEEF mencatatkan laba bersih Rp14,3 miliar pada kuartal I/2024 atau berbalik dari kerugian pada periode sama sebelumnya sebesar Rp6,86 miliar. BEEF menjalankan bisnis peternakan dari hulu hingga hilir yang menyediakan berbagai jenis merek dan produk.

Capaian laba bersih itu didorong dari penjualan BEEF yang meroket 824,36% menjadi Rp227,92 miliar, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar Rp24,65 miliar. Berbagai produk olahan BEEF yaitu Sosis Kibif, Sosis Boss, Sosis Murato, hingga Kipao.

Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan BEEF ditopang dari distribusi dan penjualan sebesar Rp226,31 miliar, diikuti bisnis pengolahan makanan sebesar Rp5,79 miliar. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp4,18 miliar.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper