Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kelesuan pasar modal dalam beberapa perdagangan terakhir, emiten pertambangan PT Vale Indonesia Tbk. tetap berkomitmen untuk melepas saham sebesar 20 persen untuk dibeli PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Mind ID
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan bahwa pada dasarnya perseroan selalu siap untuk menyelesaikan kewajiban divestasi saham sebesar 20 persen ke pihak Indonesia sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
“Tetapi, pada saat yang bersamaan Vale memahami tantangan yang dihadapi Inalum terutama ketika valuasi perusahaan akan dikaitkan dengan harga saham,” ujar Bernardus kepada Bisnis, Kamis (12/3/2020).
Emiten berkode saham INCO itu akan mendivestasikan sebanyak 198,72 juta saham. Apabila rencana transaksi itu dieksekusi dengan harga pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), di level Rp1.930 per saham, maka nilai transaksi itu sebesar Rp383 miliar.
Adapun, sepanjang tahun berjalan 2020 saham INCO telah bergerak melemah 46,98 persen.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Mind ID Orias Petrus Moedak mengatakan tak ingin buru-buru merealisasikan rencana divestasi tersebut mengingat kondisi pasar yang cenderung tidak kondusif.
Baca Juga
Padahal, penandatanganan kesepakatan pembelian saham itu telah ditargetkan rampung pada Maret tahun ini. Menurutnya, apabila memaksakan realisasi divestasi dalam kondisi harga saat ini maka akan berdampak bagi kedua belah pihak.
“Saya bisa salah kalau ketinggian. Mereka juga kalau kerendahan [harga saham] juga enggak enak kalau kemurahan kan, tetapi kami belum bicara sampai situ. Itu perhitungan kami saja," ujarnya saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (3/3/2020).
Adapun pada akhir tahun lalu, MIND ID disebut-sebut telah menganggarkan dana sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun untuk mengambil 20 persen saham Vale.