Bisnis.com, JAKARTA – Tiga emiten pelat merah yang bergerak di sektor konstruksi tengah mengkaji opsi pembelian saham kembali atau buyback saham. Ini dilakukan untuk menyelamatkan valuasi saham perseroan yang turun seiring koreksi yang dalam hingga tiga bulan pertama 2020.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA, Mahendra Vijaya mengatakan opsi pembelian kembali saham tengah dipertimbangkan. Namun, dia belum memberikan informasi yang detail.
“Terkait saham, kami akan punya rencana melakukan buyback, untuk nilainya masih kita kaji,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/3/2020).
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham WIKA anjlok 17,55 persen ke level Rp1.480 per saham. Adapun, dalam periode tahun berjalan, saham WIKA telah turun 24,3 persen.
Mahendra mengimbuhkan, opsi pembelian kembali saham turut dipertimbangkan karena harga saham WIKA yang berada dalam posisi under valued. Perseroan akan segera menentukan keputusan untuk melakukan tersebut dalam waktu dekat.
“Paling lambat [keputusannya] akhir minggu ini lah,” tukas Mahendra.
Senada, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Parwanto Noegroho mengatakan perseroan juga mempertimbangkan opsi buyback saham dengan mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Perseroan mempertimbangkan opsi buyback dengan mengacu peraturan OJK, Manajemen masih melakukan kajian secara detail, diperkirakan akhir Maret akan segera diputuskan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/3/2020).
Harga saham emiten berkode ADHI ini ditutup melemah 12,42 persen pada penutupan perdagangan hari ini. Secara tahun berjalan, saham ADHI telah menurun 42,98 persen.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP (Persero) Tbk. Agus Purbianto juga mengatakan pihaknya akan melakukan buyback saham. Saat ini perseroan masih melakukan persiapan dan kajian.
Saham PTPP ditutup melemah 14,03 persen ke Rp950 per saham pada pedagangan hari ini. Secara tahun berjalan harga saham PTPP terjun 40,06 persen.
Sementara itu, saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga mengalami tekanan serupa pada perdagangan hari ini. Saham emiten berkode WSKT ini turun 14,87 persen. Sementara itu, secara tahun berjalan, saham WSKT sudah anjlok 44,11 persen.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa pemerintah sedang mengkaji opsi buyback untuk perusahaan-perusahaan pelat merah. Namun, hingga kini pemerintah belum memberikan arahan resmi terkait hal itu.
“Belum [ditentukan], kami sedang kaji, kami sedang concern dengan kondisi pasar saat ini, tapi belum ditentukan waktunya. Kalau beritahu kapan buyback itu akan membuat yang terjadi nanti malah insider trading,” ujarnya di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Maraknya rencana buyback didorong oleh keputusan OJK yang membolehkan aksi korporasi itu dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS). Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020.
Beleid ini diharapkan dapat memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Hal ini berkaitan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sejak awal 2020 telah menurun 18,46 persen.