Bisnis.com, JAKARTA – Emiten keramik PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) membidik pertumbuhan laba sebesar 22,86 persen menjadi Rp264,8 miliar pada tahun 2020, dibanding tahun sebelumnya yakni Rp215,53 miliar.
Perseroan juga menargetkan pertumbuhan volume penjualan menjadi 63,7 juta m2, naik 6,73 persen dibanding volume penjualan tahun 2019 lalu.
Chief Financial Officer Arwana Citramulia, Rudy Sujanto mengatakan dalam acara Public Expose perseroan membidik angka penjualan tersebut karena memperkirakan efisiensi penghematan energi dan glaze, inovasi teknologi produksi, serta diversifikasi produk yang sama dengan tahun lalu.
“Tahun ini kita tidak memproyeksikan adanya perubahan dari mix product dengan dominasi 59 persen untuk produk UNO Digi,” ujar Rudy Sujanto, di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Dengan demikian, average selling price atau harga jual rata-rata diproyeksikan hampir sama dengan tahun lalu. Namun, perseroan berusaha menekan Cost of Good Sold (COGS) sebesar 3,2 persen menjadi Rp25.678 /m2.
Penurunan ini didasari oleh perbaikan efisiensi gas untuk persediaan listrik dari 1,65 Nm2/meter2, menjadi 1,6 Nm2/m2. Dengan demikian, perseroan menargetkan terjadi lagi penghematan gas sekitar Rp13 miliar pada tahun ini.
Baca Juga
Efisensi juga terjadi pada komponen glaze dengan memperbanyak pembelian dari Vietnam yang harganya jauh lebih kompetitif jika dibandingkan berdasarkan nilai pajaknya.
“Harga Vietnam tidak lebih murah dari China. Tapi kalau kita beli dari China, kita harus bayar 25 persen tambahan tax, sedangkan kalau dibeli dari Vietnam harganya sama dan tidak ada tax. Produksi glaze dari Vietnam atau Eropa tergantung tipe yang akan kita produksi,” ujar Rudy.
Berikutnya, perseroan membidik penghematan dari kantor box yang dulunya mendekati angka Rp1.500 per m2. Arwana berusaha mengambil langkah untuk menekan biaya karton boks yang lebih murah Rp700 per m2 dengan mengganti mesin berteknologi mutakhir.
Pencapaian cemerlang perseroan sepanjang tahun 2019 dengan pertumbuhan laba sebesar 37,6 persen senilai Rp215,5 miliar dan kenaikan pendapatan sebesar 9,15 persen menjadi Rp2,15 triliun dinilai tak luput dari dukungan manajemen membaca tren keramik yang diminati oleh konsumen.
“Di tahun 2019, perseroan mengeluarkan 69 tipe desain baru dengan berbagai macam warna pilihan, sehingga total launching 194 SKU [Stock Keeping Unit] di tahun 2019. Sekarang total existing SKU kami mencapai 1.319 produk,” ujar Rudy.
Sementara itu, perseroan menyatakan pihaknya tidak terdampak langsung terhadap virus corona. Hal ini dicerminkan oleh minimnya impor bahan baku dari China, tempat wabah tersebut berasal.
“Dampaknya tidak langsung, sehingga kita tidak akan merevisi target angka penjualan,” ujar COO Arwana Citramulia, Edy Suyanto dalam kesempatan yang sama.
Dengan demikian, perseroan pun percaya angka penjualan keramik pada kuartal I/2020 akan membaik dari periode yang sama tahun sebelumnya karena melihat tren impor keramik dari China menurun tidak hanya karena wabah virus corona tetapi juga masa libur Imlek.
“Angka impor dari China untuk tahun ini lebih sedikit dari tahun sebelumnya pengaruh dari virus corona. Banyak perusahaan yang tadinya pertengahan Februari sudah produksi kembali sampai saat ini belum beroperasi karena wabah corona virus,” ujar COO Edy Suyanto.
Oleh karena itu, Edy menyebutkan momen ini adalah kesempatan untuk pelaku industri keramik untuk menguasai pasar domestik yang sebelumnya dikuasai oleh China.