Bisnis.com, JAKARTA - Emiten keramik PT Arwana Citramulia Tbk. menyambut positif rencana pemerintah menetapkan harga gas industri sebesar US$6 per Million British Thermal Unit (MMBTU) pada Apri 2020 mendatang.
Chief Operating Officer Arwana Citramulia, Edy Suyanto mengatakan penurunan harga gas industri akan memangkas beban produksi perseroan. Pasalnya, komponen biaya energi gas terhadap beban produksi mencapai 30 persen s.d 35 persen.
Dia menambahkan, kendati ongkos produksi bisa berkurang, Arwana Citramulia belum berniat mempertebal margin produksi. Eddy menekankan, harga gas yang lebih murah akan membuat industri keramik lebih kompetitif.
Momentum penurunan harga gas, lanjut Edy akan dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi, baik dari sisi kapasitas produksi maupun lebih agresif mengisi pasar di Asia Tenggara.
“Selain ekspansi kapasitas, perseroan juga akan memanfaatkan momentum penurunan harga gas untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan mutu dan layanan kepada konsumen melalui pemanfaatan mesin-mesin teknologi terkini,” jelas Edy kepada Bisnis.com, Rabu (5/2/2020).
Sepanjang 2019, perusahaan bersandi saham ARNA itu membukukan penjualan Rp2,1 triliun dan laba bersih sebanyak Rp200 miliar. Pencapaian itu sesuai dengan target perseroan. Sementara itu, pada 2020, Arwana Citramulia menargetkan penjualan Rp2,3 triliun,tumbuh 10 persen dibandingkan dengan 2019.
Baca Juga
Edy menerangkan, pertumbuhan penjualan akan ditopang kenaikan volume produksi seiring penambahan kapasitas di pabrik Ogan Ilir. Selain itu, permintaan keramik juga didorong oleh sektor properti yang mana pemerintah masih melanjutkan Program Sejuta Rumah (PSR) dan pembangunan proyek-proyek infrastruktur selama 2020.