Bisnis.com, JAKARTA - Anugerah Sekuritas Indonesia memperkirakan penawaran terhadap surat berharga syariah negara (SBSN) pada lelang yang digelar Selasa (11/2/2020) bakal mencapai Rp40 triiliun. Jumlah tersebut hampir enam kali lipat dibandingkan dengan target indikatif sebesar rp7 triliun.
Analis Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan minat investor terhadap sukuk negara atau jenis obligasi yang diterbitkan pemerintah akan tetap tinggi. Dia memperkirakan, target indikatif sebesar Rp7 triliun akan terlampaui.
Ramdhan menambahkan, perkiraan itu didasarkan pada beberapa lelang surat utang negara yang mana permintaan dari investor membeludak. Misalnya, lelang pada 4 Februari 2020 mendatangkan penawaran Rp96,90 triliun. “Saya perkirakan total penawaran lelang sukuk besok dapat menembus angka sekitar Rp40 triliun,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (10/2/2020).
Ramdhan menjabarkan, minat investor terhadap surat utang negara maupun sukuk negara masih akan tinggi karena didukung likuiditas Indonesia yang lebih baik bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Selain itu, faktor dalam negeri yang kondusif juga turut menjadi alasan investor untuk memburu surat utang yang diterbitkan pemerintah. Stabilitas perekonomian menjadi faktor lain yang membuat investor tertarik pada surat utang pemerintah.
Ramdhan mengakui, pasar obligasi saat ini memang masih dilanda ketidakpastian. Namun, hal itu didorong oleh faktor eksternal, seperti sentimen perang dagang Amerika Serikat dan China ataupun wabah virus corona.“Bila kondisi eksternalnya membaik dalam beberapa waktu ke depan, peluang imbal hasil obligasi Indonesia mengalami kenaikan cukup terbuka,” jelasnya.
Baca Juga
Permintaan terhadap sukuk maupun SBN Indonesia lainnya, lanjut Ramdhan akan tetap tinggi setidaknya hingga Maret 2020 mendatang. Dia mengungkapkan, sepanjang Januari 2020 dan Februari 2020, para manajer investasi mulai membentuk portofolio baru yang mana secara langsung mendorong permintaan terhadap surat utang negara.