Bisnis.com, JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) memilih untuk menggalang dana jumbo di luar negeri pada tahun ini. Berikut penjelasannya.
Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan awal tahun menjadi momentum pas untuk menggalang dana. Dengan kondisi pasar saat ini, dia menyebut penggalangan dana sebesar US$350 juta bisa terserap pasar.
Menurutnya, pasar di luar negeri menjadi tujuan karena menawarkan akses ke investor yang lebih luas sehingga surat utang bertenor 5 tahun itu bisa laris diborong investor. Adapun, TBIG memilih Bursa Singapura untuk menawarkan surat utangnya.
Berdasarkan laman worldgovernmentbond, Rabu (15/1/2020), suku bunga acuan di Singapura sebesar 1,63%, sedangkan imbal hasil surat utang Pemerintah tenor 10 tahun sebesar 1,74%. Sementara itu, imbal hasil surat utang Pemerintah bertenor 5 tahun sebesar 1,52%.
“Market awal tahun sedang baik,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/1/2020).
Adapun, masa penawaran berlangsung hingga 21 Januari 2020. Menurutnya, setelah masa penawaran usai, perseroan bakal langsung melakukan penerbitan.
"[Penerbitan] rencananya pada 21 Januari 2020," katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengklaim kupon 4,25% menjadi kupon terendah yang pernah diberikan perusahaan untuk menggalang dana lewat obligasi global.
“Kuponnya 4,25% ini kupon terendah sepanjang sejarah TBIG issue bond [denominasi] dolar AS dan kupon terendah atas obligasi korporasi yang pernah diterbitkan korporasi dari Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan. Pertama, pembayaran seluruh saldo terutang dari fasilitas pinjaman revolving sebesar US$300 juta atau fasilitas B.
Kedua, pembayaran sebagian saldo terutang dari fasilitas pinjaman revolving sebesar US$200 juta pada fasilitas RLF pada 2017. Ketiga, jumlah pembiayaan kembali untuk Fasilitas B dan Fasilitas RLF tahun 2017 akan tetap tersedia dan dapat dipinjam kembali.