Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) tak tampak banyak berkutik pada perdagangan pagi ini, Rabu (15/1/2020), ketika nilai tukar yen Jepang mampu sedikit menguat menjelang penandatanganan kesepakatan dagang AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, pada pukul 09.31 WIB bergerak ke level 97,373 dengan kenaikan hanya 0,001 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (14/1/2020), pergerakan indeks ditutup di level 97,372 dengan kenaikan tipis 0,03 persen atau 0,027 poin.
Sepanjang perdagangan Rabu pagi (15/1), indeks dolar bergerak flat di level 97,363 – 97,396.
Sebaliknya, nilai tukar yen Jepang pagi ini terpantau menguat tipis 0,07 poin atau 0,06 persen ke posisi 109,91 yen per dolar AS pukul 09.41 WIB, setelah berakhir terdepresiasi 0,03 persen di level 109,98 pada Selasa (14/1).
Pemerintah AS dan China dijadwalkan akan menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama AS-China di Washington pada Rabu (15/1/2020) waktu setempat.
Baca Juga
Kesepakatan fase pertama itu setidaknya dapat meredakan sengketa perdagangan antara kedua negara yang telah membebani pertumbuhan global selama hampir dua tahun terakhir.
Meski demikian, harapan bahwa penandatanganan tersebut dapat menandai hubungan yang lebih hangat antara dua ekonomi utama dunia ini luntur ketika Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, pada Selasa (14/1), mengatakan bahwa tarif saat ini untuk barang-barang China akan tetap berlaku sambil menunggu pembicaraan lebih lanjut.
Pernyataan Mnuchin seketika menggulingkan nilai tukar yuan China dari level terkuatnya dalam enam bulan sekaligus mengangkat daya tarik mata uang yen sebagai aset investasi aman (safe haven) yang kerap dicari manakala terjadi ketidakpastian.
“Kesepakatan [fase pertama] telah diperhitungkan,” ujar kepala strategi valas di National Australia Bank, Ray Attrill, dilansir dari Reuters.
“Saya tidak bisa melihat alasan mengapa nilai tukar yuan China akan terus menguat, mengingat terbatasnya jumlah pengurangan tarif yang terkandung dalam kesepakatan ini,” tambahnya.
Nilai tukar yuan offshore, mata uang paling sensitif terhadap hubungan perdagangan AS-China, terdepresiasi 0,2 persen ke level 6,8990, berdasarkan data Reuters.
Mayoritas mata uang lainnya di Asia yang terekspos pada isu perdagangan turut melemah, bersama dengan dolar Australia dan dolar Selandia Baru yang masing-masing terdepresiasi 0,1 persen.
Posisi indeks dolar AS | |
---|---|
Tanggal | Posisi |
15/1/2020 (Pk. 09.31 WIB) | 97,373 (0 persen) |
14/1/2020
| 97,372 (+0,03 persen) |
13/1/2020
| 97,345 (-0,01 persen) |
Sumber: Bloomberg