Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berlanjut pada perdagangan pagi ini, Kamis (19/12/2019), menjelang rilis keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka terapresiasi 5 poin atau 0,04 persen di level Rp13.983 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah kemudian terpantau menyentuh level Rp13.982 dengan penguatan 6 poin atau 0,04 persen pada pukul 08.11 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (18/12/2019), nilai tukar rupiah berhasil berakhir terapresiasi 9 poin atau 0,06 persen di level Rp13.988 per dolar AS meskipun indeks dolar AS menguat.
Pada Rabu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, ditutup menguat 0,18 persen atau 0,178 poin di level 97,400.
Pergerakan indeks dolar kemudian terpantau naik tipis 0,01 persen atau 0,013 poin ke level 97,413 pagi ini, Kamis (19/12), pukul 08.01 WIB.
Baca Juga
Menurut Kepala Ekonom dan Strategi Mizuho Bank Singapura Vishnu Varathan, pasar tengah menantikan hasil pertemuan terakhir Bank Indonesia pada tahun ini terkait kebijakan moneternya.
Berdasarkan jajak pendapat ekonom yang dilakukan oleh Bloomberg, sebanyak 24 dari total 27 ekonom memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level 5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) pada 18-19 Desember 2019.
“Karena Bank Indonesia secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya, rupiah kemungkinan akan diperdagangkan di kisaran Rp13.900 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS dalam waktu dekat,” ujar Vishnu seperti dikutip dari Bloomberg.
Selain itu, Vishnu mengatakan bahwa konsolidasi rupiah tersebut mencerminkan optimisme yang terukur tentang kesepakatan dagang tahap pertama antara AS dan China.
Namun, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa euforia diperolehnya perjanjian tahap pertama perang dagang tersebut telah memudar. Pasar kini menanti kejelasan lebih lanjut terhadap isi perjanjian tersebut dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Lembaga pemeringkat Fitch mengatakan bahwa kesepakatan itu meredakan ketegangan AS-China tetapi peningkatan eskalasi tetap menjadi risiko yang signifikan, dengan masalah teknologi yang menjadi penghalang bagi resolusi penuh.
Seiring dengan pergerakan rupiah pada Kamis pagi, mata uang lainnya di Asia bergerak cenderung variatif. Won Korea Selatan terpantau menguat 0,33 persen, sedangkan yen Jepang melemah tipis 0,08 persen terhadap dolar AS.