Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang Garuda berbalik menguat pada perdagangan Selasa (17/12/2019) seiring dengan perkembangan positif dari hubungan dagang AS dan China menjelang penandatanganan resmi kesepakatan dagang tahap pertama.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp13.996,5 per dolar AS, menguat 0,1% atau naik 13,5 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 0,18% menjadi 97,192.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa sentimen yang mendominasi pasar saat ini masih seputar hubungan dagang AS dan China.
Rupiah berhasil menguat seiring dengan komentar perwakilan dagang AS Robert Lightizer terkait naskah kesepakatan damai dagang AS-China yang hanya tinggal menunggu pemeriksaan yang sifatnya rutin saja. Tidak ada perubahan yang mendasar karena semua sudah disepakati.
“Hal serupa juga ditegaskan oleh Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence Kudlow bahwa kesepakatan sudah sepenuhnya tercapai, dan itulah hal yang paling penting. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan menandatangani perjanjian tersebut pada awal Januari,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (17/12/2019).
Adapun, setelah penandatanganan kesepakatan tahap pertama resmi dilakukan, AS dan China akan memulai negosiasi damai dagang untuk tahap kedua.
Baca Juga
Selain itu, rilis data ekonomi China yang berhasil menunjukkan hasil positif mendorong minat investasi aset berisiko, termasuk rupiah, kembali menguat. Produksi industri China periode November naik menjadi 6,2% yoy, lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi pasar.
Oleh karena itu, dia memprediksi rupiah pada perdagangan Rabu (18/12/2019) berpotensi untuk bergerak menguat tipis di kisaran Rp13.980 per dolar AS hingga Rp14.020 per dolar AS.