Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Forza Land Indonesia Tbk. merasa dirugikan dengan pemberitaan yang menghubungkan perseroan dengan PT Hanson International Tbk. (MYRX).
Direktur Utama Forza Land Indonesia Patris Jasur menegaskan perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi terkait penghimpunan dana publik dengan emiten properti lainnya. Menurutnya, isu tersebut yang membuat harga saham perseroan anjlok.
Pasalnya, emiten berkode saham FORZ itu mengalami penurunan drastis sebesar 78,84% dalam 20 hari terakhir. Saham emiten properti itu masih bertengger dari posisi Rp955 per saham menjadi Rp202 per saham.
Nilai itu bahkan lebih rendah daripada harga penawaran umum pada 2027 sebesar Rp220 per saham. Selain itu, Bursa Efek Indonesia masih menjatuhkan suspensi perdagangan kepada perseroan.
“Kami sama sekali tidak ada kaitannya dengan penghimpunan dana oleh MYRX baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kami bahkan tidak mengenal atau memiliki hubungan komunikasi dalam bentuk apapun dengan emiten tersebut,” katanya pada paparan publik pada Kamis (21/11/2019).
Patris menambahkan perseroan berusaha menjaga fundamental perseroan dengan mempertahankan pembangunan empat proyek utama. Kendati demikian, lanjutnya, FORZ tidak memiliki kendali dalam menentukan geliat pasar modal.
Dia hanya berharap setelah paparan publik, pasar kembali tenang dan tidak melakukan aksi jual saham perseroan.
Selain itu, perseroan tengah melakukan komunikasi dengan Narada Asset Management yang menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 5,12% atau setara dengan 101,67 juta saham. Pasalnya, Patris mengakui kasus yang menimpa pemegang sahamnya ikut menyeret harga sagam perseroan.
“Narada memang dulu melakukan pembelian resmi sebesar 8%, kini harga saham kami ikut terimbas karena mereka gagal bayar. Kami sudah melakukan komunikasi tapi mungkin tidak bisa berpengaruh banyak,” katanya.
Sebagai informasi, FORZ mengalami dua kali suspensi dalam seminggu terakhir pada tanggal 15 November setelah isu dengan MYRX mencuat. Lalu disuspensi kembali pada 20 November setelah kasus Narada Asset Management gagal bayar mengemuka. Keduanya menyeret saham FORZ jadi lebih rendah dari harga penawaran umum.