Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Melemah Tipis

Harga CPO kontrak Januari 2020 di Bursa Derivatif Malaysia berakhir melemah 0,70% atau 18,00 poin menjadi 2.554 ringgit per ton.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menyerah pada Senin (18/11/2019) ke level terendah lebih dari sepekan, karena premi produk itu atas minyak dan gas (gasoil) membebani permintaan diskresi dalam biofuel.

Data Bloomberg menunjukkan, harga CPO kontrak Januari 2020 di Bursa Derivatif Malaysia berakhir melemah 0,70% atau 18,00 poin menjadi 2.554 ringgit per ton. Level itu merupakan yang terendah sejak 7 November lalu.

Selain itu, penurunan itu juga melanjutkan pelemahan pada sesi pembuka, minus 0,62% atau 16,00 poin di level 2.555 ringgit per ton.

Mengutip Bloomberg, premi tersebut menyusut untuk hari ketiga, masih sekitar US$25 per ton dibandingkan dengan diskon rata-rata US$68 selama setahun terakhir.

Sebagai informasi, diskon yang dikenal dengan istilah palm oil’s discount to gasoil (POGO) itu mengukur selisih antara minyak mentah sawit berjangka Bursa Malaysia dan minyak gas berjangka Intercontinental Exchange (ICE). Artinya, harga sawit yang mahal membuat komoditas tersebut kurang menarik untuk dicampur ke dalam biofuel.

Harga yang melonjak ke level tertinggi 2 tahun pekan lalu, masih menahan kenaikan lebih dari 30% dari level termurah dalam 4 tahun pada Juli. Pasar telah didukung oleh cadangan yang lebih rendah, produksi yang lebih lemah dan permintaan biodiesel.

Analis memperkirakan, koreksi harga karena indeks kekuatan relatif 14 hari pada kontrak paling aktif telah di atas 70 selama 3 minggu, tingkat teknis yang menunjukkan harga naik terlalu jauh dan terlalu cepat. Pada Senin (18/11/2019), ukurannya adalah 64.

Dalam perkembangan lain, perundingan China dan Amerika Serikat terus berlanjut dengan sinyal positif.

Sementara pemerintah Indonesia memperkirakan uji coba B30 pada November–Desember, kemungkinan menambahkan alokasi serapan kebutuhan unsur nabati sebanyak 72.000 kilolier.

Uji coba akan berlangsung di delapan kota di provinsi Sumatra, Kalimantan, Jawa.

Di Eropa, parlemen Prancis memilih untuk menghapuskan keringanan pajak penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar nabati, Jumat (15/11/2019), sehari setelah keputusan mendukung mempertahankan klausul tersebut menyebabkan protes dari para pencinta lingkungan.

Sebagian besar anggota yang hadir memberikan suara menentang proposal yang didukung pemerintah untuk menunda hingga 2026 akhir dari manfaat pajak minyak kelapa sawit. Langkah itu memberi perusahaan seperti Total lebih banyak waktu untuk menghentikan penggunaan minyak kelapa sawit dalam biofuel.

Pada Kamis (14/11/2019) malam waktu setempat, Majelis Nasional, majelis rendah parlemen Perancis, telah setuju untuk memperpanjang keringanan pajak, tetapi setelah desakan kuat dari anggota parlemen yang berwawasan lingkungan dalam partai Presiden Emmanuel Macron, LREM menyetujui pemungutan suara kedua.

"Hal ini adalah masalah penting yang memerlukan perdebatan," kata Menteri Lingkungan Elisabeth Borne kepada anggota parlemen dilansir dari Reuters.

Dia mengusulkan mempertahankan keringanan pajak, sementara sebuah komite mempertimbangkan kembali masalah itu, tetapi perpanjangan keringanan pajak untuk minyak sawit ditolak dengan 58 suara pada pemungutan kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper