Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menipis pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (12/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,07 persen atau 4,58 poin ke level 6.144,16 pada akhir sesi I, setelah dibuka melemah 0,22 persen atau 13,25 poin ke level 6.135,49 pada perdagangan hari ini.
Pada perdagangan Senin (11/11), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.148,74 dengan pelemahan 0,47 persen atau 29,25 poin.
Sepanjang perdagangan sesi I hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.133,53-6.144,84.
Empat dari sembilan sektor terpantau bergerak negatif, dipimpin sektor pertanian yang melemah 0,84 persen. Lima sektor lainnya menguat siang ini, dipimpin oleh sektor infrastruktur yang menguat 0,86 persen.
Adapun sebanyak 157 saham menguat, 193 saham melemah, dan 310 saham stagnan dari 660 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang masing-masing turun 1,77 persen dan 0,56 persen menjadi penekan utama atas pergerakan IHSG.
IHSG melemah di saat bursa saham lainnya di Asia bergerak variatif siang ini, dengan indeks Topix melemah 0,12 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 0,44 persen dan 0,47 persen.
Di sisi lain, indeks Nikkei 225 mengvuat 0,21 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,04 persen. Sementara itu, indeks Kospi menguat 0,36 persen.
Dilansir dari Reuters, bursa Asia bergerak variatif hari ini, di tengah penantian investor terhadap perkembangan terbaru kesepakatan perdagangan AS-China serta ketidakpastian situasi di Hong Kong.
Investor sedang mencari tajuk berita utama yang dapat mengarah pada kesepakatan perdagangan fase pertama antara AS dan China setelah pesan beragam dari Gedung Putih dan penundaan pertemuan meningkatkan kekhawatiran bahwa negosiasi dapat terhenti.
"Pasar gelisah," kata Matt Forester, kepala investasi di BNY Mellon's Lockwood Advisors.
"Kami akan membutuhkan lebih banyak informasi konkret tentang struktur dan waktu segala jenis pengaturan perdagangan akhir, tetapi sementara itu kami bergerak terhadap potongan-potongan informasi,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, bentrokan di Hong Kong semakin menekan kekhawatiran tentang prospek pusat keuangan Asia tersebut, setelah polisi menembak seorang demonstran pada hari Senin.