Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) terpantau masih rawan terkoreksi di zona merah pada perdagangan pagi ini, Senin (4/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, melandai 0,056 poin atau 0,06 persen ke level 97,183 pada pukul 09.52 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (1/11), indeks dolar AS ditutup di posisi 97,239 dengan melemah 0,113 poin atau 0,12 persen, penurunan hari kelima berturut-turut.
Dolar AS berupaya keras untuk menguat pada Jumat (1/11) setelah rilis laporan payroll AS tampak melampaui ekspektasi, tetapi kemudian tertekan oleh data survei manufaktur.
Rilis data tersebut tersebut menambah tekanan untuk dolar sejak bank sentral AS Federal Reserve kembali memangkas suku bunga acuannya. The Fed juga membuka peluang penurunan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.
Seperti yang telah diantisipasi, bank sentral AS tersebut memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Kamis (31/10) dini hari WIB.
Dalam menurunkan suku bunga ke kisaran target antara 1,50 persen dan 1,75 persen, The Fed juga mengisyaratkan jeda pemotongan lebih lanjut kecuali jika prospek ekonomi berubah.
Kurangnya sinyal yang eksplisit dari The Fed terkait dengan jeda langkah pelonggaran untuk saat ini, dianggap kurang hawkish dari yang diperkirakan sehingga menyebabkan penurunan dolar AS.
“Tingkat kebijakan global kembali bertemu. Ini mungkin berarti akan ada lebih sedikit volatilitas di antara mata uang karena perbedaan suku bunga menyusut dan kemungkinan setiap perubahan dalam kebijakan berkurang,” ujar Marshall Gittler, seorang analis di ACLS Global.
“Kemungkinan juga USD, CAD, AUD, dan NZD akan lebih lemah karena mereka adalah mata uang dengan suku bunga tertinggi saat ini. Ini pula kemungkinan mengapa USD dan CAD adalah pecundang yang besar pekan lalu,” tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.
Berbanding terbalik dengan greenback, nilai tukar euro terhadap dolar AS terpantau lanjut naik 0,04 persen ke level US$1,1171 pada pukul 10.02 WIB, setelah berakhir menguat 0,13 persen di posisi 1,1166 pada perdagangan Jumat (1/11).
Para pelaku pasar tengah menantikan pidato pertama oleh Presiden baru Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde pada Senin (4/11) waktu setempat. Dalam pidatonya nanti, Lagarde diperkirakan akan bertahan dengan skenario kebijakan yang ditinggalkan oleh mantan Presiden ECB Mario Draghi.
Posisi indeks dolar AS | |
---|---|
Tanggal | Posisi |
4/11/2019 (Pk. 09.52 WIB) | 97,183 (-0,06 persen) |
1/11/2019 | 97,239 (-0,12 persen) |
31/10/2019
| 97,352 (-0,30 persen) |
Sumber: Bloomberg