Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin tampak hadir di Istana Kepresidenan pada Jumat (25/10/2019) terkait dengan penunjukan wakil menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Bagaimana laju saham tiga emiten yang ada di bawah naungan Inalum?
Seperti diberitakan Bisnis, Budi Gunadi merupakan 1 dari 12 calon kuat wakil menteri yang dipanggil Presiden Joko Widodo pada hari ini. Budi Gunadi disebut-sebut bakal menduduki kursi Wakil Menteri BUMN.
Saat ini, ada tiga emiten yang tergabung dalam holding BUMN pertambangan. Mereka ialah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan PT Timah Tbk. (TINS).
Berdasarkan data Bloomberg, saham ANTM terkoreksi 0,5% ke level Rp970, PTBA turun 0,83% ke level Rp2.390, dan TINS tertekan 0,53% ke level Rp935 pada awal perdagangan Jumat (25/10/2019).
Tiga saham itu berbalik ke teritori negatif setelah cenderung menguat dalam 2 hari perdagangan sebelumnya.
Kinerja Saham 3 Emiten Holding BUMN Tambang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kode Saham | Kinerja Saham 23/10/2019 | Kinerja Saham 24/10/2019 | Kinerja Saham Year-to-date | PER | Kapitalisasi Pasar |
ANTM | 2,69% | 2,09% | 27,45% | 32,50 kali | Rp23,43 triliun |
PTBA | 3.,81% | -1,63% | -43,95% | 6,91 kali | Rp27,76 triliun |
TINS | 3,31% | 0,53% | 24,50% | 17,09 kali | Rp7 triliun |
Sumber: Bloomberg, per 24 Oktober 2019.
Baca Juga
Penguatan harga saham tiga BUMN pertambangan itu sejalan dengan pelantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara dalam Kabinet Indonesia Maju.
Kepala Riset Narada Asset Manajemen Kiswoyo Adi Joe menilai menghangatnya saham-saham BUMN tambang merupakan respons pasar terhadap pembentukan kabinet baru.
Menurutnya, dengan dipilihnya menteri baru, pelaku pasar memiliki harapan baru terkait dengan percepatan undang-undang minerba yang sebelumnya masih tarik-ulur.
“Soal tambang belum ada kepastian hukumnya, jadi dengan menteri baru dan DPR baru harapannya UU minerba bisa dipercepat penyelesaiannya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (24/10/2019).
Selain itu, terpilihnya menteri BUMN yang baru menimbulkan harapan terkait dengan perubahan pola kerja di dalam manajemen emiten-emiten BUMN. Namun dia menilai perubahan tersebut masih memerlukan waktu yang lama.
Senada, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma dengan telah terbentuknya kabinet baru diharapkan dapat mempercepat pembahasan terkait dengan kepastian hukum izin tambang.
Menurutnya, jika izin usaha pertambangan khusus (IUPK) terus tertunda, dapat mempengaruhi kinerja keuangan perseroan. Pasalnya, izin tersebut mempengaruhi perusahaan untuk mendapatkan suntikan dana melalui perbankan.
“Bank tidak mungkin memberikan pinjaman untuk operator tambang yang izinnya tinggal satu tahun, untuk itu percepatan perpanjangan izin diperlukan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/11/2019).
Untuk kinerja, Suria menilai emiten BUMN yang bergerak pada sektor tambang batu bara ke depannya masih berat mengingat harga komoditas tersebut belum pada tren membaik.
Namun, untuk emiten BUMN yang bergerak pada sektor logam diproyeksikan bergairah seiring dengan harga komoditas di pasar global yang trennya terus menguat.
“Khususnya nikel, karena demand-nya lagi sangat bagus,” jelasnya.