Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (25/10/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun 0,11 persen atau 6,74 poin ke level 6.332,9 pada pukul 09.07 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (24/10), IHSG berhasil mengakhiri pergerakannya di level 6.339,65 dengan kenaikan tajam 1,31 persen atau 81,84 poin, reli penguatan hari perdagangan ke-10 beruntun sejak 11 Oktober.
Sebelum berbalik terkoreksi, indeks sempat memperpanjang penguatannya dengan dibuka naik tipis 0,05 persen atau 2,96 poin di posisi 6.342,61 pada Jumat (25/10). Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.331,04 – 6.348,31.
Lima dari sembilan sektor terpantau bergerak negatif, dipimpin industri dasar (-0,99 persen) dan aneka industri (-0,79 persen). Empat sektor lainnya bergerak positif, dipimpin pertanian yang menguat 0,60 persen.
Sebanyak 21 saham menguat, 8 saham melemah, dan 630 saham stagnan dari 659 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang masing-masing turun 0,69 persen dan 0,82 persen menjadi penekan utama atas pergerakan IHSG.
Di sisi lain, kenaikan harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masing-masing sebesar 0,32 persen dan 0,69 persen mampu menopang sekaligus membatasi besarnya penurunan IHSG.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) dinilai rentan mengalami koreksi setelah menyentuh indikator MA200.
Tim analis MNC Sekuritas menuturkan saat ini IHSG sudah berada pada MA200 dan sudah menutup gap yang terjadi pada September lalu.
"Namun, kemarin IHSG membuat gap pada level 6.257-6.270 yang membuat IHSG rentan untuk terkoreksi," tulisnya dalam riset.
Untuk perdagangan hari ini, level support IHSG diestimasi ada di rentang 6.100 hingga 6.200, sedangkan level resistan IHSG di kisaran 6.410 hingga 6.470.
Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan memprediksikan pergerakan IHSG yang cenderung lesu pada akhir pekan.
Secara teknikal, indikator stochastic bergerak di wilayah oversold dan volume perdagangan yang cenderung turun. Hal itu, katanya, menjadi penanda pelemahan terbatas terhadap IHSG pada perdagangan Jumat (25/10).
Pada kondisi tersebut, terdapat potensi koreksi atau aksi ambil untung dalam jangka pendek.
“Dengan demikian, IHSG akan bergerak di level support 6.247 hingga 6.293. Lalu di level resisten, IHSG akan berada di kisaran 6.363 hingga 6.387,” paparnya melalui riset harian.
Di pasar mata uang domestik, nilai tukar rupiah terpantau melemah tipis 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.065 per dolar AS pada Jumat pagi (25/10) pukul 08.54 WIB.
Pada perdagangan Kamis (24/10), rupiah ditutup di level Rp14.059 per dolar AS dengan depresiasi sebesar 27 poin atau 0,19 persen. Pelemahan ini sekaligus memutuskan rangkaian penguatan yang mampu dibukukan selama lima hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berbalik melemah 0,25 persen atau 1,40 poin ke level 556,83 pukul 09.07 WIB. Pada perdagangan Kamis (24/10), indeks Bisnis berakhir naik tajam 2,08 persen atau 11,35 poin di posisi 558,23, penguatan hari perdagangan kesepuluh.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas terpantau ikut bergerak di zona merah, di antaranya indeks Hang Seng Hong Kong (-0,44 persen), indeks Kospi Korea Selatan (-0,107 persen), dan indeks Shanghai Composite China (-0,48 persen).
Di Jepang, dua indeks saham utamanya, Nikkei 225 dan Topix masing-masing terkoreksi 0,15 persen dan 0,12 persen pada pukul 08.48 WIB.