Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Reksa Dana Saham Dolar AS Menipis

Infovesta Utama mencatat AUM reksa dana saham dolar AS turun 5,50% menjadi US$41,47 juta secara bulanan atau month-on-month (MoM) pada September 2019.
Petugas menjelaskan tata cara berinvestasi kepada calon investor di gedung Jakarta Investment Center (JIC), Jakarta, Kamis (2/8/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Petugas menjelaskan tata cara berinvestasi kepada calon investor di gedung Jakarta Investment Center (JIC), Jakarta, Kamis (2/8/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA—Total dana kelolaan atau asset under management (AUM) produk reksa dana saham berdenominasi dolar AS tergerus pada bulan lalu akibat pelemahan rupiah.

Infovesta Utama mencatat AUM reksa dana saham dolar AS turun 5,50% menjadi US$41,47 juta secara bulanan atau month-on-month (MoM) pada September 2019. Penurunan dana kelolaan tersebut diikuti oleh berkurangnya unit penyertaan (UP) sebesar 6,53% secara bulanan.

Adapun penekan utama dari penurunan AUM tersebut berasal dari pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada sepanjang September. Berdasarkan data Bank Indonesia, rupiah sempat menyentuh level terdalamnya sebesar Rp14.289 terhadap dolar AS pada 4 September 2019.

“Hal ini berdampak pada penurunan dana kelolaan reksa dana saham denominasi dolar AS yang underlying asetnya diinvestasikan di Indonesia,” tulis Infovesta Utama lewat riset mingguan, Senin (21/10/2019).

Pelemahan nilai tukar tersebut juga disebabkan oleh sentimen perlambatan ekonomi secara global. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global bakal melambat hingga akhir 2019 dengan potensi pemulihan secara agregat pada 2020.

Dalam rangka menjaga laju pertumbuhan ekonomi, bank sentral di sejumlah negara pun telah melakukan pemangkasan suku bunga. Bank Sentral AS (Federal Reserve) menurunkan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 bps ke kisaran 1,75%—2,00% sejak awal tahun ini.

Perkiraan bahwa ekonomi AS akan melambat tersebut berdampak terhadap penurunan dana kelolaan reksa dana saham denominasi dolar AS khususnya reksa dana saham syariah efek global.

Tak hanya isu perlambatan ekonomi, kelanjutan isu perang dagang AS—China yang menekan kinerja pasar saham secara global juga turut menggerus dana kelolaan reksa dana berdenominasi dolar AS.

Namun demikian, kinerja Dow Jones Islamic Market U.S yang tetap tumbuh sebesar 0,26% secara month to date membuat investor tetap dapat memilih investasi di reksa dana saham berdenominasi dolar AS dengan efek syariah global sebagai strategi diversifikasi dengan tetap memperhatiakan profil rsiko.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper