Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Jumat (11/10/2019) di tengah optimisme atas pembicaraan perdagangan antara AS dan China.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak November menguat 0,65 persen atau 0,35 poin ke level US$ 53,90 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 06.38 WIB.
Sebelumnya, WTI ditutup menguat 1,8 persen atau 0,96 poin di posisi US$53,55 per barel pada akhir perdagangan Kamis (10/10), level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir.
Sementara itu, minyak Brent kontrak Desember naik 0,78 poin atau 1,34 persen ke level US$59,10 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.
Dilansir Bloomberg, AS dan China memulai pembicaraan dua hari, dengan kedua pihak mengindikasikan adanya kesepakatan parsial yang berujung pada gencatan sementara pada tarif impor.
“Jika kesepakatan perdagangan parsial AS-China tercapai untuk membantu membuat kesepakatan yang lebih besar, itu pasti menjadi sentimen positif untuk permintaan untuk produk-produk energi," kata Michael Hiley, kepala perdagangan energi OTC di LPS Partners, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
Namun, masih ada kekhawatiran yang tersisa di pasar. Harga masi lebih rendah daripada sebelum serangan ke fasilitas minyak Arab Saudi bulan lalu, dengan kerajaan dengan cepat memulihkan produksi dan investor mengalihkan perhatian mereka ke perlambatan ekonomi global.
Perang dagang yang berlarut-larut membuat prospek permintaan minyak menurun, dengan sejumlah pihak memperkirakan harga dalam kisaran US$50 per barel setahun dari sekarang.
Wakil Perdana Menteri Liu He dan anggota tim juru runding China tiba di kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer sekitar pukul 9.00 waktu AS. Presiden Donald Trump mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa ia berencana untuk bertemu dengan Liu pada hari Jumat.
“Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, tetapi apakah saya juga? Saya bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih." Presiden A.S. Donald Trump mengatakan di Twitter pada Kamis.
“Sengketa perdagangan AS-China telah membayangi permintaan minyak dan kegagalan untuk mencapai kesepakatan akan menjadi "bencana" bagi pasar,” ungkap Sekretaris Jenderal Mohammad Barkindo.
“OPEC dan sekutu termasuk Rusia akan melakukan "apa pun yang diperlukan" untuk mencegah kemerosotan minyak lainnya karena ekonomi global melemah,” lanjutnya.
Harga minyak WTI (kontrak November 2019) | ||
---|---|---|
Tanggal | Level | Perubahan |
11 Oktober (06.38 WIB) | 53,90 | +0,35 poin |
10 Oktober | 53,55 | +0,06 poin |
9 Oktober | 52,59 | -0,22 poin |
8 Oktober | 52,63 | -0,12 poin |
Pergerakan harga minyak Brent kontrak Desember 2019 | ||
---|---|---|
Tangal | Level | Perubahan |
10 Oktober | 59,10 | +0,78 poin |
9 Oktober | 58,32 | +0,08 poin |
8 Oktober | 58,24 | -0,11 poin |
7 Oktober | 58,35 | -0,02 poin |
Sumber: Bloomberg