Bisnis.com, JAKARTA - Minyak mentah WTI bergerak melemah pada perdagangan Kamis (10/10/2019) karena meningkatnya persediaan AS dan ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg, minyak mentah West Texas Intermediate kontrak November 2019 melemah 1,03 persen atau 0,54 poin ke level US$52,05 per barel pada pukul 06.53 WIB.
WTI sebelumnya ditutup melemah 0,04 poin ke level US$52,59 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Rabu (9/10).
Di sisi lain, minyak Brent untuk kontrak Desember menguat 0,08 poin atau 0,14 persen ke level US$58,32 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.
Dilansir Bloomberg, data pemerintah menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah nasional selama empat minggu berturut-turut. Selain itu, muncul ketidakpastian menjelang pembicaraan dua hari yang direncanakan antara Beijing dan Gedung Putih setelah optimisme awal bahwa China terbuka untuk kesepakatan perdagangan guna membantu menyelesaikan perseteruan perdagangan yang berkepanjangan.
"Ketakutan akan kehancuran permintaan mengambil alih pasar sekali lagi," kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
"Tahun lalu, terlalu banyak tarik-ulur antara Washington dan Beijing. Sekarang kita akan menunggu apakah ada yang bisa diubah. Laporan persediaan sudah mulai membebani harga,” tambahnya.
Sebelumnya, pasar mendapat dorongan setelah Turki secara resmi mengumumkan dimulainya intervensi militer di Suriah pada hari Rabu, hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia tidak akan menghalangi.
Kabar tersebut diikuti oleh laporan bahwa roket yang ditembakkan dari Suriah menghantam sebuah kota di Turki, dalam beberapa jam setelah pernyataan.
Harga minyak telah bergerak melemah setelah melonjak pada pertengahan September karena serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi.
Energy Information Administration AS melaporkan cadangan minyuak mentah meningkat 2,93 juta barel, namun diimbangi oleh penurunan gabungan 5,16 juta barel dari bensin dan bahan bakar diesel. Selainitu, produksi mingguan mencapai rekor 12,6 juta barel per hari.
Kebuntuan perdagangan AS yang berlangsung lama tampaknya mencair setelah Beijing mengindikasikan bahwa mereka terbuka untuk mencapai kesepakatan perdagangan parsial dengan AS.
Harga minyak WTI (kontrak November 2019) | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$ per barel) | Perubahan |
10 Oktober (06.53 WIB) | 52,05 | -0,54 poin |
9 Oktober | 52,59 | -0,22 poin |
8 Oktober | 52,63 | -0,12 poin |
7 Oktober | 52,75 | -0,06 poin |
Pergerakan harga minyak Brent kontrak Desember 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$ per barel) | Perubahan |
9 Oktober | 58,32 | +0,08 poin |
8 Oktober | 58,24 | -0,11 poin |
7 Oktober | 58,35 | -0,02 poin |
4 Oktober | 58,37 | +0,66 poin |
Sumber: Bloomberg