Bisnis.com, JAKARTA—PT Waskita Beton Precast Tbk. menawarkan obligasi bertenor 3 tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,75 persen per tahun. Perseroan membidik dana Rp1,5 triliun dari emisi surat utang tersebut.
Obligasi ini merupakan bagian dari program Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2019 dengan total target dana Rp2 triliun.
Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Waskita Beton Precast Tahap I Tahun 2019 senilai Rp500 miliar pada pertengahan tahun ini.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, emiten dengan kode saham WSBP ini menerbitkan obligasi tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi.
Obligasi ini memiliki jangka waktu 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi dengan tingkat bunga tetap 9,75 persen per tahun. Dibandingkan dengan emisi sebelumnya, surat utang yang diterbitkan kali ini memiliki bunga 25 basis poin lebih rendah.
WSBP menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana dan penjamin emisi obligasi. Adapun, PT Bank Mega Tbk. ditunjuk sebagai wali amanat.
Baca Juga
Dalam rangka penerbitan obligasi, perseroan telah meraih peringkat BBB+ (triple B plus) dari Fitch Ratings.
Rencananya, dana yang berhasil dihimpun dari penerbitan surat utang ini akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam pekerjaan konstruksi dan bangunan sipil, di antaranya untuk pembelian bahan konstruksi, biaya subkontraktor serta upah tenaga kerja, dan reprofiling pinjaman perbankan.
Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan posisi rasio utang perseroan terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) masih aman atau di bawah 1 kali. Perseroan memiliki utang, tetapi masih terkendali. Saat ini, posisi utang WSBP berada di level Rp4 triliun.
“Piutang kami di induk, baik yang reguler maupun turnkey masih ada, jadi tidak ada masalah. Utang kami posisi Rp4 triliun, dibagi dengan ekuitas DER sekitar 0,7,” jelasnya.