Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Perdana Diperdagangkan, Saham Bhakti Agung Propertindo (BAPI) Terkoreksi 13,33 Persen

Sepanjang hari ini, BAPI bergerak di rentang harga Rp120 hingga Rp254 per saham.
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten baru, PT Bhakti Agung Propertindo Tbk. tergerus 13,33 persen pada hari pertamanya melantai di Bursa Efek Indonesia.

Pada penutupan perdagangan Senin (16/9/2019), saham emiten properti tersebut terkoreksi 20 poin menuju Rp130 per saham. Padahal pada pembukaan perdagangan sesi I, harga saham Bhakti Agung Propertindo sempat menyentuh Rp254 per saham atau naik 69,33 persen dari Rp150 per saham.

Sepanjang hari ini, BAPI bergerak di rentang harga Rp120 hingga Rp254 per saham.

Lalu menurun drastis ke kisaran Rp160 per saham, sampai akhirnya berhenti di level Rp130 per saham pada penutupan perdagangan. Frekuensi perdagangan emiten berkode saham BAPI itu tercatat sebanya 11.891 kali dengan nilai mencapai Rp28,63 miliar. Adapun jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 192,70 juta saham.

Sebagai informasi, Dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), BAPI menerbitkan 1,67 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp150 per saham. Perseroan meraih dana segar sebanyak Rp251 miliar dari fase tersebut.

Perseroan akan menggunakan 80% dari dana yang diperoleh dari IPO untuk modal kerja dan sisanya yang 20 persen untuk pembayaran utang ke bank.

Direktur Utama Bhakti Agung Propertindo, Agung Hadi mengatakan BAPI adalah anak usaha dari Agung Development Group. Grup tersebut, lanjutnya, memiliki 12 proyek properti dengan 12 perusahaan. BAPI merupakan perusahaan pertama dari grup tersebut yang melantai ke Bursa Efek Indonesia.

Sampai dengan akhir tahun, BAPI menargetkan bisa membukukan penjualan sebesar Rp80 miliar dengan laba sekitar Rp18 miliar pada akhir tahun.

"Tahun lalu kami hanya membukukan sekitar Rp5 miliar-Rp6 miliar, tapi tahun ini kemungkinan akan naik 16 kali lipat menjadi Rp80 miliar," katanya di Bursa Efek Indonesia pada Senin (16/9).

Menurutnya, pengakuan penjualan proyek properti dapat dilakukan setelah pembangunan selesai. Karena satu tower apartemen telah dirampungkan perseroan, maka akan ada lonjakan pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper