Bisnis.com, JAKARTA—Bursa Efek Indonesia tetap optimistis dapat mencapai target 75 pencatatan efek baru, yang terdiri atas saham, ETF, Dinfra, dan DIRE, hingga akhir tahun ini.
Sejauh ini, BEI masih mengantongi daftar 22 calon perusahaan tercatat yang siap mencatatkan saham lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) menjelang akhir tahun.
I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), pun optimistis target 75 pencatatan baru di BEI pada tahun ini bisa tercapai.
“Jadi kembali lagi optmisme kami. Hari in sudah 34 yang IPO, di pipeline ada 22, total 56 dengan catatan diterima semua. Ada lagi yang belum submit tapi sudah bertemu dengan kami,” ujar Nyoman di Jakarta, Senin (16/9/2019).
Adapun, sepanjang tahun berjalan, BEI telah kedatangan 34 perusahaan tercatat baru, 8 pencatatan efek ETF, 2 pencatatan DIRE, dan 1 pencatatan Dinfra. Dengan demikian, total terdapat 45 pencatatan efek baru dari target yang ditetapkan sebanyak 75 pencatatan.
Apabila memasukkan antrian IPO terbaru, pencapaian bursa sementara dapat dikatakan mencapai 67 pencatatan baru.
Baca Juga
Nyoman melanjutkan, selain daripada yang telah masuk di pipeline, ada pula beberapa perusahaan yang telah menyampaikan minat untuk IPO tahun ini tetapi belum menyerahkan berkas.
Adapun saat ini, perusahaan yang berminat menjadi calon emiten tersebut, kata Nyoman, masih mempersiapkan laporan keuangan Juni. Dengan demikian, pelaksanaan IPO dapat dilakukan menjelang Desember 2019.
“Tim kan banyak ketemu. Kalau saya yang ketemu saja ada sekitar empat perusahaan,” imbuh Nyoman.
Dirinya menegaskan, hingga kini pihaknya masih berupaya mencari perusahaan yang berminat menjadi perusahaan terbuka. BEI pun telah mengadakan workshop go public di sejumlah kota di Indonesia, mulai dari Medan, Bandung, Surabaya, hingga Makassar.
Selain mengadakan workshop untuk menjelaskan mengenai perusahaan tercatat dan manfaat yang akan diterima, BEI juga mengadakan business meeting dengan. sekitar 20—15 perusahaan yang benar-benar potensial dan berencana go public.