Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. tengah mempersiapkan entitas anak, PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi, untuk melakukan penawaran umum perdana saham pada 2020 dengan memperbesar kapasitas produksi perseroan.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan akan melepas kepemilikan saham di Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon) sekitar 20%—30% lewat penawaran umum perdana saham (IPO). Dana yang ditargetkan dari aksi korporasi itu sekitar Rp1,2 triliun—Rp1,8 triliun.
“Kami dorong Wikon IPO pada semester I/2020,” ujarnya di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Sebelumnya, emiten berkode saham WIKA itu sempat menyebut akan membawa dua anak usaha melantai di BEI pada 2019, yakni PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon) dan PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty).
Sejalan dengan rencana IPO Wikon, Wijaya Karya tengah memperbesar kapasitas produksi fabrikasi baja Wikon. Kontraktor pelat merah tersebut ingin menaikkan kapasitas dari sekitar 40.000 ton saat ini menjadi 100.000 ton per tahun pada akhir 2019.
Mahendra Vijaya, Corporate Secretary Wijaya Karya, mengungkapkan sedang mempersiapkan pabrik Wikon di Majalengka, Jawa Barat. Saat ini, fasilitas itu sedang dalam proses konstruksi.
Baca Juga
“Wikon kapasitas sekitar 40.000 ton sekian per tahun, dengan adanya pabrik baru bisa naik jadi 100.000 ton per tahun,” jelasnya.
Mahendra menuturkan Wikon memproduksi baja yang difabrikasi. Hasil produksi entitas anak itu digunakan untuk keperluan seperti jembatan baja dan storage tank.
Dengan naiknya kapasitas, lanjutnya, perseroan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menangkap proyek-proyek berkaitan dengan smelter dan energi ke depan. “Kapasitas pendapatan yang besar sehingga nilainya bisa naik [saat IPO].”
Tumiyana, Direktur Utama Wijaya Karya mengatakan terdapat sejumlah proyek potensial yang dapat dipasok dari hasil produksi Wikon. Bahkan, entitas anak itu telah melakukan ekspor ke negara-negara Asean.
Adapun, untuk peningkatan kapasitas produksi Wikon, Tumiyana memperkirakan investasi yang dikucurkan sekitar Rp250 miliar.
“Proyek pengembangan kapasitas Wikon sudah jalan dan akhir tahun rampung,” jelasnya.