Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ketiga berturut-turut. Nilai tukar rupiah justru mampu melawan tekanan dolar AS setelah Bank Indonesia memutuskan kembali memangkas suku bunga acuannya.
Dolar AS mempertahankan kenaikannya setelah rilis notulen FOMC periode Juli menggerus sebagian ekspektasi bahwa Bank Sentral AS tersebut akan agresif dalam pemangkasan suku bunga acuannya.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (22/8/2019):
IHSG Berakhir Melemah, Rupiah Respons Kejutan BI
IHSG berakhir melemah 0,22 persen atau 13,72 poin di level 6.239,24 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (21/8), IHSG berakhir di level 6.252,97 dengan pelemahan 0,68 persen atau 42,77 poin.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah mampu lanjut menguat 5 poin atau 0,04 persen dan berakhir di level Rp14.239 per dolar AS.
Baca Juga
Menurut kepala riset Asia dari ANZ, Khoon Goh, meskipun langkah penurunan suku bunga BI hari ini bertentangan dengan ekspektasi mayoritas analis, rupiah telah meresponsnya dengan baik.
“Dengan sebagian besar bank sentral dunia juga mengambil sikap pelonggaran, ini telah memberi BI ruang untuk memangkas suku bunga tanpa menyebabkan terlalu banyak volatilitas di dalam pasar keuangan dalam negeri,” terang Goh, dilansir dari Bloomberg.
Pasar Cermati Kebijakan The Fed, Bursa Asia Turun
Aktivitas perdagangan di AS cenderung tipis pekan ini menjelang penyampaian pidato Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pertemuan tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (23/8/2019) waktu setempat.
Di Asia, bursa saham Hong Kong mengalami penurunan terbesar, sementara bursa China berfluktuasi dan bursa saham Jepang ditutup flat.
Fokus para pedagang kini tertuju pada pidato Powell sambil mencermati beragam pandangan dari pejabat The Fed yang ditunjukkan dalam risalah rapat 30-31 Juli.
Notulen FOMC Juli Dirilis, Dolar AS Lanjutkan Penguatan
Ahli Strategi Valuta Asing IG Securities Tokyo Junichi Ishikawa mengatakan bahwa notulen FOMC periode Juli memicu beberapa harapan dovish sedangkan pasar masih secara luas mengharapkan penurunan suku bunga acuan lebih lanjut karena pertumbuhan ekonomi melambat.
Dia mengatakan bahwa imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun naik setelah notulen tersebut rilis dan mendukung pergerakan dolar AS, tetapi tidak akan bertahan lama menanti pidato Ketua The Fed Jerome Powell di pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole.
“Pemotongan suku bunga acuan AS lebih lanjut akan sangat dihargai oleh pasar. Jika Powell terdengar agak hawkish, saham bisa dijual sehingga akan melukai dolar AS terhadap mata uang safe-haven seperti yen,” ujar Ishikawa seperti dikutip dari Reuters.
Bursa Hong Kong Hadapi Kuartal Terburuk Sejak 2015
Bursa saham Hong Kong mengarah menuju kuartal terburuk sejak 2015 di tengah eskalasi perang dagang dan situasi politik di wilayah ini.
Meski perang perdagangan AS-China yang berkepanjangan dan melemahnya nilai tukar yuan berkontribusi atas sejumlah besar pengurangan laba, kondisi terkini mengungkapkan isu yang lebih dalam.
Dengan ekonomi Hong Kong berada di bawah tekanan aksi unjuk rasa yang telah berlangsung selama 11 pekan berturut-turut, permintaan untuk segala hal mulai dari pinjaman bank hingga gas utilitas dapat terancam.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau melemah 9,50 poin atau 0,63 persen ke level US$1.506,20 per troy ounce pukul 18.13 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, emas kontrak Desember bergerak di level 1.504,80 – 1.514,60.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, lanjut menguat 0,07 persen atau 0,067 poin ke posisi 98,362.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta turun sebesar Rp1.000 menjadi Rp755.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ikut turun Rp1.000 menjadi Rp683.000 per gram.