Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komentar The Fed Ikut Angkat Bursa Asia, IHSG & Rupiah Tambah Kekar Siang Ini

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (19/7/2019), di tengah penguatan bursa Asia.
Karyawati mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Bank Permata, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawati mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Bank Permata, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (19/7/2019), di tengah penguatan bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,65 persen atau 41,84 poin ke level 6.445,13 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (18/7), IHSG berhasil rebound dan berakhir naik 0,14 persen atau 8,68 poin di level 6.403,29.

Indeks mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,22 persen atau 14,15 poin di posisi 6.417,44 pagi tadi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG konsisten bergerak positif di level 6.417,44 – 6.446,8.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata juga menguat siang ini, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing menanjak 1,83 persen dan 1,84 persen.

Di China, dua indeks saham acuannya yakni Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing menguat 1,01 persen dan 1,26 persen. Adapun ideks Hang Seng Hong Kong menguat 1,09 persen dan indeks Kospi Korea Selatan naik tajam 1,28 persen pukul 11.31 WIB.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memaparkan, bursa saham AS ditutup lebih tinggi setelah memangkas loss intraday pada perdagangan Kamis (18/7/2019), di balik meningkatnya ekspektasi untuk kebijakan pelonggaran Federal Reserve yang agresif.

Dalam suatu konferensi bank sentral pada Kamis (18/7) waktu setempat, Presiden Fed New York John Williams menganjurkan langkah-langkah pencegahan (pre-emptive) guna menghindari masalah dengan inflasi dan suku bunga yang terlalu rendah.

Investor memandang komentarnya itu bersama dengan komentar terpisah dari Wakil Ketua Fed Richard Clarida sebagai sinyal dovish dari otoritas moneter AS ini.

Kepada Fox Business Network, Wakil Ketua Fed Richard Clarida mengatakan bahwa The Fed mungkin harus bertindak lebih awal dan tidak menunggu "sampai keadaan menjadi begitu buruk".

Sementara itu, dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berakhir Kamis (18/7/2019) memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen, sejalan dengan ekspektasi konsensur.

Langkah tersebut diambil dengan mempertimbangkan dua hal penting yakni laju inflasi yang terjaga dan momentum mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

“Penurunan suku bunga BI meningkatkan kepercayaan investor domestik,” ujar Hariyanto, melalui risetnya yang diterima Bisnis.com.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah terpantau lanjut menguat 56 poin atau 0,4 persen ke level Rp13.904 per dolar AS, setelah mampu rebound dan berakhir terapresiasi 23 poin atau 0,16 persen di posisi 13.960 pada Kamis (18/7).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper