Bisnis.com, JAKARTA—Potensi pelonggaran moneter, berupa pemangkasan suku bunga, pada paruh kedua tahun ini membuat sektor-sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga (rate-sensitive) banyak dilirik para manajer investasi. Salah satunya, Mandiri Manajemen Investasi.
Adapun, Bank Sentral AS (Federal Reserve) semakin membuka lebar pintu pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Hal itu diperkirakan bakal mendorong Bank Indonesia juga ikut memangkas suku bunga 7-days reserve repo rate karena sebelumnya kenaikan suku bunga dilakukan lebih untuk menjaga nilai tukar rupiah.
Direktur Pemasaran dan Produk Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti menjelaskan, pihaknya kini banyak mengambil saham-saham dari sektor perbankan, properti, dan multifinance untuk dijadikan underlying asset produk reksa dana saham.
“Melihat ke depan bakal ada penurunan suku bunga acuan dari The Fed dan potensi penurunan suku bunga BI, pilihan sektor untuk reksa dana saham adalah yang sensitif terhadap suku bunga,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (11/7/2019).
Adapun, produk reksa dana saham besutan Mandiri Investasi yaitu Mandiri Investa Equity Movement telah menjadi produk reksa dana dengan imbal hasil tertinggi per akhir pekan lalu sebesar 61,50% secara year-to-date.
Baca Juga
Di dalam racikannya, berdasarkan fund fact sheet per Juni 2019, terdapat saham-saham sektor keuangan sebesar 28,79%, sektor konsumer sebesar 19,66%, sektor infrastruktur sebesar 13,90%, sektor properti sebesar 7,31%, dan sektor lain-lain sebesar 24,73%.
Sementara itu, dari sisi saham yang dikoleksi terdapat saham milik PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).