Bisnis.com, JAKARTA - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang digarap oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. terus bergulir dan berpotensi menyumbang pendapatan sekitar Rp9,5 triliun pada 2019. Bagaimana prospek kinerja dan saham emiten BUMN berkode saham WIKA itu?
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael menuliskan dalam risetnya bahwa WIKA berpotensi mendapatkan tambahan laba bersih dari proyek kereta cepat Jakarta—Bandung. Jumlah laba bersih yang berpeluang dikantongi yakni Rp350 miliar pada 2019 dan Rp215 miliar pada 2020.
“Dengan asumsi margin laba bersih sebesar 5,5% hingga 6%,” tulisnya dalam riset.
Joshua menilai tidak ada masalah dari segi pendanaan. Pasalnya, KCIC sebagai operator telah mendapatkan pinjaman US$1,1 miliar dari CDB.
“Begitu juga dengan akuisisi lahan yang telah mencapai 96% hingga saat ini,” imbuhnya.
Dia memberikan rekomendasi beli untuk saham WIKA. Target harga jangka panjang berada di level Rp3.000 per saham.
Baca Juga
Kendati demikian, pihaknya juga menggarisbawahi sejumlah risiko dari rekomendasi yang diberikan yakni tertundanya tender proyek, gangguan dalam proyek kereta cepat Jakarta—Bandung, pertumbuhan negatif anggaran infrastruktur negara, serta volatilitas suku bunga.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, analis PT Sucor Sekuritas Joey Faustian menuliskan bahwa WIKA memiliki total orderbook atau kontrak dihadapi Rp125 triliun per Desember 2018. Nilai itu mewakili rasio kontrak dihadapi terhadap pendapatan 4,3 kali.
“Memberikan profitabilitas yang kuat selama 4 tahun ke depan,” tulisnya.
Dari sisi debt to equity ratio (DER), Joey menyebut WIKA berada di posisi terendah kedua dengan 0,8 kali. Pihaknya berharap ke depan WIKA mempertahankan gearing rendah di 0,9 kali hingga 1,1 kali.
Dia menginisiasi ulasan terhadap saham WIKA dengan rekomendasi beli. Target harga saham menurutnya berada di level Rp2.700.
“WIKA adalah top picks kami di sektor konstruksi karena percaya perseroan memiliki prospek pertumbuhan laba bersih yang kuat didukung order book terkuat, utang yang rendah, dan rekam jejak manajemen yang terbukti untuk menjaga arus kas stabil,” paparnya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham WIKA ditutup stagnan Rp2.340 pada penutupan perdagangan, Kamis (12/7). Kontraktor pelat merah itu diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 18,43 kali.
Untuk periode berjalan 2019, pergerakan WIKA masih berada di teritori positif. Tercatat, saham perseroan telah menghasilkan return positif 41,39%.