Bisnis.com, SEMARANG—PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) siap memasok 70 persen kebutuhan batu bara ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah. Kebutuhan batu bara pembangkit itu mencapai 7 juta—7,5 juta ton per tahun.
PLTU Batang berdaya 2x1000 MW digarap oleh PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang beranggotakan J-POWER dengan kepemilikan saham 34 persen, Adaro Group 34 persen, dan Itochu 32 persen.
Presiden Direktur PT Adaro Power (AP) Wito Krisnahadi menuturkan, proses konstruksi PLTU Batang atau kerap disebut PLTU BPI sudah mencapai 78 persen sampai dengan Mei 2019. Diharapkan operasi komersial (COD) dapat dilakukan pada akhir 2020.
Selain memenuhi kebutuhan listrik, mega proyek senilai US$4,2 miliar itu juga berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja lokal dalam jumlah besar.
“Per 15 Juni 2019, tenaga kerja lokal yang terserap mencapai 96,22 persen, atau sebanyak 10.423 orang,” ujarnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Wito menambahkan, PLTU BPI membutuhkan batu bara sejumlah 7 juta—7,5 juta ton per tahun. Sekitar 70 persen kebutuhan itu akan suplai oleh Adaro Group.
Sebagai informasi, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) merupakan produsen batu bara kedua terbesar di Indonesia, dengan kapasitas produksi sekitar 54 juta—56 juta ton per tahun.