Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi produk tinta isi ulang PT Berkah Prima Perkasa Tbk. bakal mengembangkan lini bisnis barunya berupa percetakan tekstil, setelah resmi IPO pada Senin (8/7/2019).
Presiden Direktur Berkah Prima Perkasa Herman Tansri mengatakan, perseroan merambah jasa cetak tekstil sejak Oktober 2017. Emiten dengan kode saham BLUE ini telah mengalokasikan Rp3 miliar-Rp4 miliar untuk investasi mesin percertakan tekstil.
Terdapat 5 mesin yang digunakan untuk mencetak desain pada kain poliester. Perseroan berencana membelanjakan modal senilai Rp1,5 miliar untuk membeli mesin cetak kain katun pada tahun ini.
Herman mengatakan, kontribusi jasa cetak tekstil sekitar 5%-6% terhadap penjualan. Dia berharap, penambahan 2 mesin untuk cetak katun bakal mendorong kontribusi penjualan cetak kain.
Kapasitas produksi saat ini mencapai 30.000 meter per bulan. Penambahan mesin cetak katun berpeluang menambah 40% dari kapasitas produksi existing.
Emiten dengan kode saham BLUE ini mengincar penjualan sebesar Rp112,66 miliar-Rp115,82 miliar pada tahun ini atau naik 7% secara tahunan. Adapun, laba bersih diproyeksikan dapat mencapai Rp13,74 miliar-Rp14,2 miliar.
Baca Juga
Sepanjang Januari-Mei 2019, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp41,7 miliar, naik 2,96% dari Rp40,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, laba bersih yang diperoleh pada 5 bulan pertama tahun ini sebesar Rp9,9 miliar, naik 6,45% dibandingkan dengan laba bersih periode Januari-Mei 2018.
Penjualan sebagian besar dikontribusikan dari produk tinta isi ulang sebanyak 50%. Sementar itu, penjualan lainnya berasal dari segmen printer thermal, kertas thermal.
Herman mengatakan, lini bisnis percetakan tekstil memberikan kontribusi sekitar 5%-6% terhadap penjualan. Dia berharap penambahan mesin tekstil bakal mendorong kontribusi lini bisnis baru itu menjadi 10%-11% terhadap penjualan.
Perseroan merambah bisnis percetakan tekstil karena merupakan bisnis yang saat ini naik daun di pasar luar negeri. Pasar BLUE juga tidak sembarangan.
Desainer seperti Ivan Gunawan dan Barli Asmara menjadi pelanggan tetapnya. Kini BLUE juga menjajaki potensi pasar luar negeri salah satunya Singapura.
"Ini adalah industri [jasa cetak tekstil] yang sedang naik daun. Harganya memang lebih mahal dari cetak tradisional. Namun, di negara dengan kesadaran environment yang kuat, jenis cetak ini diperbolehkan," katanya.
Lebih lanjut, BLUE sedang menyiapkan inovasi penyediaan POS (point of sales) untuk ritel dan restoran. Perseroan saat ini telah menjual printer thermal dan kertas thermal.