Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga global naik pada perdagangan Jumat (28/6/2019) jelang pertemuan para pemimpin G20 di Osaka, Jepang.
Meskipun begitu, harga tembaga berada di jalur untuk kuartalan kinerja terburuk sejak 2015, karena sengketa perdagangan AS-China yang berkepanjangan, telah merusak pertumbuhan dan permintaan komoditas itu.
Harga acuan tembaga di London Metal Exchange telah menguat 0,1% di level US$6.002 per ton, pukul 16.42 WIB. Akan tetapi harga logam yang digunakan untuk industri ini telah turun 7,5% sejauh kuartal II tahun ini.
“Semuanya sangat rumit pada saat ini karena perang dagang, tetapi stimulus China harus membantu permintaan logam dasar di paruh kedua ini,” kata analis Liberium Ben Davis seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/6/2019).
Sebagai informasi, awal bulan ini, China akan mengizinkan pemerintah daerah untuk menggunakan hasil dari obligasi khusus sebagai modal untuk proyek investasi besar, dalam upaya untuk mendukung ekonomi yang melambat.
Pelaku pasar kini menanti kelanjutan perundingan dagang AS dan China. Pada pertemuan G20, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping diagendakan bertemu pada Sabtu (29/6/2019) di Osaka, Jepang.
Baca Juga
“Perang dagang adalah faktor tunggal terbesar. Tidak ada yang tahu kapan itu akan berakhir dan bagaimana," kata Guy Wolf dari Marex Spectron.
Dia menambahkan bahwa ketidakpastian tersebut telah menghambat kegiatan ekonomi dan investasi.
Terkait pasokan, kekhawatiran tentang hal itu mereda setelah pemogokan dua minggu di tambang tembaga Chuquicamata, Chile berakhir setelah tiga serikat pekerja memilih untuk menerima tawaran kontrak terbaru dari Codelco, produsen tembaga terbesar di dunia.