Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen pulp dan paper PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. mengambil peluang dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Suhendra Wiriadinata, Wakil Presiden Direktur Indah Kiat Pulp and Paper sekaligus Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, mengatakan bahwa perang dagang memberikan dampak negatif dan positif bagi perseroan. Ekspor pulp ke China relatif tidak terganggu karena negara tersebut membutuhkan pulp sebagai bahan baku untuk industri kertasnya.
Namun, China juga akan mencari pasar baru setelah pasarnya relatif terganggu akibat perang dagang. Salah satu pasar yang diincar adalah Indonesia.
Menurutnya, perseroan tidak memiliki pilihan selain memperkuat pasar domestik dan ekspor. Oleh karena itu, pihaknya melakukan efisiensi dan meningkatkan produktifitas. "Mudah-mudahan ini dapat meredam efek dari persaingan global," katanya dalam paparan publik di Jakarta pada Kamis (27/6/2019).
Direktur Indah Kiat Pulp and Paper Kurniawan Yuwono mengatakan, perseroan mengambil peluang dari perang dagang AS-China dengan meningkatkan penjualan produk kertas ke Amerika Serikat. Ini tercermin dari kontribusi penjualan ekspor ke Amerika yang meningkat pada kuartal I/2019.
INKP mencatat kontribusi Amerika meningkat dari 4% terhadap penjualan ekspor pada kuartal I/2018 menjadi 12% pada kuartal I/2019. Demikian pula, TKIM mencatat kontribusi Amerika meningkat dari 4% terhadap penjualan ekspor pada kuartal I/2018 menjadi 9% pada kuartal I/2019.
Baca Juga
Dia mengatakan, perseroan mengisi kekosongan suplai akibat penutupan pabrik kertas yang cukup besar di Amerika. "Karena ada trade war juga, China tidak bisa melakukan penjualan ke Amerika," imbuhnya.
Anak usaha Asia Pulp & Paper ini, juga melakukan pengembangan pasar baru ke Afrika dan Timur Tengah pada tahun ini. Untuk memitigasi risiko dari penjualan ke negara berisiko tinggi, perseroan mengcovernya dengan kredit insurance.
Pada kuartal I/2019, penjualan INKP tertekan 8,02% menjadi US$776,05 juta. Sementara itu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 52,88% menjadi US$73,09 juta.
Dia berharap pengembangan pasar baru dapat mendorong kinerja INKP pada tahun ini. Penjualan yang tertekan pada kuartal I/2019 karena harga jual produk perseroan yang turun.
"Di kuartal I/2019 dibandingkan dengan kuartal IV/2018, memang harga mengalami penurunan. Kami berharap harga menjadi stabil atau mengalami peningkatan di kuartal selanjutnya," imbuhnya.