Bisnis.com, JAKARTA — Investor dinilai bisa mencari alternatif lain pada instrumen surat utang korporasi di tengah pergerakan SUN yang melemah.
Dalam risetnya Kamis (9/5/2019), Dhian Karyantono, analis fixed income Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan harga SUN kembali melemah dengan katalis negatif utama berasal dari tensi perang dagang antara AS dengan China yang semakin meningkat.
Ketidakpastian akan menyebabkan investor menghindari instrumen investasi di pasar negara berkembang seperti Indonesia dan beralih ke instrumen investasi yang bersifat safe haven. Dengan demikian, ketidakpastian dari perang dagang berpotensi mendorong pelemahan harga SUN, baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui transmisi depresiasi rupiah terhadap US$.
"Masih dominannya downside risk untuk pergerakan harga SUN esok hari yang berasal dari beberapa faktor seperti ketidakpastian perang dagang AS - Tiongkok, periode pembayaran dividen saham, dan proyeksi meningkatnya inflasi AS per April 2019. Dengan demikian, investor bisa mencari alternatif lain pada instrumen surat utang korporasi," jelas riset tersebut.
Meski demkian, data inflasi produsen China (PPI) per April 2019 yang mencatatkan level sebesar 0,9% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus pasar sebesar 0,6% (yoy) serta adanya kemungkinan intervensi Bank Indonesia di pasar forex maupun obligasi bisa membatasi penurunan harga SUN di pasar sekunder khususnya seri benchmark. Adapun, turunnya peluang damai dagang antar kedua negara setelah Trump dan Kepala Perwakilan Dagang AS secara resmi mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif impor terhadap produk ekspor Tiongkok senilai US$200 miliar.
Kebijakan kenaikan tarif impor dari 10% menjadi 25% tersebut akan efektif diberlakukan pada Jumat pekan ini. Di sisi lain, pemerintah Cina mengindikasikan akan melakukan retaliasi terhadap kebijakan kenaikan tarif impor atau kebijakan lanjutan AS lainnya.
Baca Juga
Mirae Asset Sekuritas melihat adanya kemungkinan katalis positif bagi harga SUN esok hari yang berasal dari turunnya level surplus neraca dagang AS per Maret 2019 yang dirilis malam ini dan membaiknya data neraca transaksi berjalan domestik pada kuartal I/2019.