Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan telekomunikasi Huawei Technologies melaporkan pendapatan pada kuartal I/2019 mencapai 179,7 miliar yuan atau setara dengan US$26,81 miliar. Nilai itu melonjak 39% secara year on year (yoy).
Seperti dikutip dari Reuters, perusahaan yang berbasis di Shenzhen, China, itu menyampaikan margin laba bersih sekitar 8% atau tumbuh sedikit dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Huawei tidak mengungkapkan nilai laba bersih aktual.
Bila menghitung US$1 setara dengan Rp14.000, maka pendapatan Huawei mencapai Rp375,34 triliun. Adapun, raihan laba bersih sekitar US$2,14 miliar atau Rp30,03 triliun.
Pengumuman kinerja keuangan tersebut dipublikasikan bersamaan dengan langkah Washington yang mengampanyekan untuk menolak Huawei yang tidak terdaftar. Pasalnya, AS menuduh peralatan komunikasi Huawei dapat digunakan untuk aksi spionase.
Huawei telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Namun, kasus ini rupanya menjadikan pendirinya, Ren Zhengfei, bersedia untuk diwawancara di medisa massa. Padahal, Ren merupakan orang yang biasanya tertutup terhadap publikasi.
Pada akhir Maret 2019, Huawei telah menandatangani 40 kontrak 5G komersial dengan operator, dan siap mengirimkan 70.000 BTS 5G ke pasar seluruh dunia. Pada Mei 2019, diharapkan jumlah pengiriman mencapai 100.000 BTS.
Dari sisi penjualan ponsel, perusahaan telah mengekspor 59 juta gawai pintar pada kuartal I/2019. Beerdasarkan riset pasar Strategy Analytics, pada kuartal I/2018 perusahaan mengapalkan 39,3 juta gawai pintar.
Kuartal I/2019, Huawei Kantongi Pendapatan US$26,81 Miliar
Perusahaan telekomunikasi Huawei Technologies melaporkan pendapatan pada kuartal I/2019 mencapai 179,7 miliar yuan atau setara dengan US$26,81 miliar. Nilai itu melonjak 39% secara year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
8 jam yang lalu