Bisnis.com, JAKARTA — PT Ashmore Asset Management Indonesia menilai tidak ada kejutan dalam hasil hitung cepat (quick count) dalam Pemilihan Presiden 2019.
Melalui risetnya, Ashmore memperkirakan pasar saham akan reli sebesar 5%—7% sebagai respons terhadap hasil hitung cepat Pilpres 2019. “Kami condong ke saham ketimbang obligasi untuk reli pascapemilu,” mengutip riset Ashmore Asset Management, Kamis (18/4/2019).
Kendati demikian, Ashmore tetap menilai fundamental obligasi masih menarik mengingat tingkat inflasi yang rendah, defisit neraca yang membaik, rupiah yang stabil, dan potensi penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun ini.
Untuk sektoral, Ashmore Indonesia memasang posisi overweight untuk saham perbankan, bahan bangunan, konstruksi, infrastruktur, dan konsumer dengan alokasi kas di kisaran 4%—7%.
Selanjutnya, beberapa hal yang harus diperhatikan investor setelah Pemilu a.l. aliran masuk modal asing (capital foreign inflow), kebijakan pemerintah untuk menarik dana asing (foreign direct investment/FDI), dan potensi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia pada semester II/2019. “Kami memperkirakan potensi masuknya dana asing ke INdonesia sebesar US$1 miliar—US$1,5 miliar di pasar saham setelah pemilu."
Adapun, berdasarkan data Ashmore, rata-rata masuknya dana asing pada tahun pemilu bisa mencapai US$2,2 miliar. Saat ini, aliran dana asing secara year-to-date masih sekitar US$1 miliar.
Baca Juga
Potensi aliran modal masuk asing tersebut pun akan membawa berkah, baik untuk emiten big caps maupun laggards. “Berdasarkan riset kami, beberapa nama siklikal seperti emiten industri, konstruksi, properti akan berperforma baik pada tahun pemilu."
Indonesia pun menjadi satu-satunya neraga berkembang (emerging market) yang mendapat pandangan positif dari sisi aliran dana asing sebelum Pemilu.
Negara emerging market lain yang juga melaksanakan Pemilu, seperti India dan Thailand, malah mengalami aliran keluar modal asing (foreign capital outflow) menjelang Pemilu karena keduanya mendapat rekomendasi underweight dari beberapa broker.