Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melirik Peluang Emas sebagai Instrumen Investasi Syariah

Pada 2017, total aset investasi syariah telah melampaui US$2 triliun untuk pertama kalinya. Sejumlah analis memproyeksikan return jangka panjang investasi syariah dapat tumbuh lebih dari level 9%.

Bisnis.com, JAKARTA — Tren investasi syariah berkembang pesat hampir di seluruh dunia. Bagaimana tren emas sebagai aset investasi syariah di sektor keuangan saat ini?  

Berdasarkan laporan World Gold Council, sektor keuangan syariah merupakan pasar yang cukup besar. Pada 2017, total aset investasi syariah telah melampaui US$2 triliun untuk pertama kalinya. Bahkan, beberapa analis memproyeksikan return jangka panjang investasi syariah dapat tumbuh lebih dari level 9%. 

Tren investasi emas sempat tersendat akibat belum adanya kejelasan mengenai aturan investasi aset save haven tersebut, terutama dalam kerangka investasi syariah. Perdebatan tentang apakah emas adalah mata uang atau komoditas menghambat laju investasi. 

Ketidakpastian tersebut hilang ketika standar syariah tentang emas, yang memuat kerangka kerja komprehensif mengenai pengembangan produk investasi emas, diluncurkan pada 2016. Standar baru tersebut memuat aturan mengenai investasi emas dalam beragam bentuknya seperti emas ETF (exchange trade funds), akun investasi emas atau vaulted gold, rencana tabungan emas, hingga kontrak spot atau fisik. 

Sejak standar tersebut diluncurkan, hingga kini sejumlah produk investasi berdasarkan aturan syariah pun banyak muncul dan semakin berkembang. 

Berdasarkan penelitan World Gold Council, terdapat banyak jenis produk emas yang dijadikan aset investasi syariah. Setiap produk investasi tersebut memiliki fungsi dan kebutuhan yang berbeda-beda. 

"Variasi cara pandang investor tersebut sangat dapat dimaklumi, seperti emas fisik yang disimpan di rumah atau di lemari besi adalah investasi nyata yang dimiliki di luar sistem keuangan. Kebiasaan itu mungkin berhubungan kuat dengan budaya tradisional, yang menempatkan emas sebagai instrumen investasi jangka panjang," tulis World Gold Council seperti dikutip dalam risetnya bertajuk Emas dalam Investasi Islam, Minggu (7/4/2019). 

Produk logam mulia dalam bentuk fisik seperti emas batangan, koin, dan yang dijadikan perhiasan berkarat tinggi dipandang sebagai alat investasi untuk melindungi kekayaan atau menghasilkan return untuk jangka panjang. 

Emas ETF dan akun investasi emas atau vaulted gold, juga dianggap investor memiliki fungsi yang sama yakni sebagai instrumen investasi jangka panjang. Hanya saja produk ini juga membuka kemungkinan terjadinya kondisi spekulatif yang dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek. 

Di sisi lain, emas ETF dirancang untuk mudah diperdagangkan secara online. Struktur perdagangan yang transparan mungkin menjadi nilai lebih bagi investor yang mencari keuntungan investasi jangka pendek melalui ETF. 

Emas ETF juga masih dinilai menjadi aset investasi yang lebih aman dibandingkan dengan jenis investasi lainnya, seperti obligasi dan saham. Tidak hanya itu, emas ETF dinilai lebih aman dibandingkan dengan aset kripto. 

"Hanya 20% dari mereka yang kami survei diinvestasikan ke aset kripto dan mereka terutama melakukannya untuk memenuhi tujuan jangka pendek atau spekulatif," papar World Gold Council. 

Walaupun demikian menariknya, proporsi investor yang memegang aset kripto lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang memilih aset investasi emas sedangkan 25% investor yang melakukan investasi emas juga mengalokasikan investasi mereka di aset kripto. 

Fakta bahwa investor melihat produk investasi emas sebagai beberapa fungsi yang berbeda membantu menjelaskan alasan di balik tumpang tindih dalam pemilihan aset investasi. Emas dilihat sebagai penyeimbang aset investasi satu sama lain. 

Kemudian, sebagian besar responden menyatakan preferensi yang kuat untuk memilih emas batangan dan koin sebagai produk emas investasinya, yang disusul oleh produk investasi akun investasi emas/vaulted gold, dan emas ETF. 

Meski hal tersebut mencerminkan ketersediaan produk emas saat ini lebih banyak yang memilih investasi fisik, tetapi nyatanya telah banyak produk lebih canggih diluncurkan. Selain itu pemahaman tentang peran produk yang berbeda telah meningkat di antara investor, dan preferensi tersebut akan cenderung berubah. 

Secara keseluruhan, investor kini memandang emas sebagai aset investasi jangka panjang yang berpadu dengan persepsi mereka tentang investasi syariah yang dinilai lebih aman dari investasi produk konvesional. 

Dalam risetnya, World Gold Council mengatakan bahwa jika atribut produk ini dikomunikasikan secara jelas dan efektif, emas memiliki peluang yang jelas untuk memperkuat posisinya sebagai aset investasi syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper